Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2013, 13:16 WIB
EditorI Made Asdhiana
SESAAT menjelang mendarat di Bandara Moses Kilangin, Timika, dari jendela pesawat tampak ”tailing” atau pasir sisa tambang menghampar luas menutupi Sungai Ajkwa. Pada hamparan itu tampak tenda-tenda beratap terpal warna biru dan oranye tersebar di sejumlah tempat. Tenda para pendulang itu didirikan bergerombol mirip sebuah perkampungan kecil.

Para pendulang yang berasal dari Kepulauan Kei, Sulawesi, Timor, dan Jayawijaya tersebut mengais serpihan emas yang hanyut terbawa tailing. Mereka adalah bagian dari ratusan ribu pendatang dari hampir semua wilayah di Indonesia yang mencari peruntungan di Timika. Sebagian dari mereka menjadi pekerja pada PT Freeport Indonesia dan kontraktor yang beroperasi untuk perusahaan tambang itu. Sementara yang lain bekerja di sektor informal, seperti pedagang, tukang ojek, pengayuh becak, hingga tukang cukur.

Pada Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Mimika sekitar 168.000 orang. Namun, ketika pemilihan bupati Mimika 2013-2018 digelar pada 10 Oktober lalu, diperkirakan jumlah penduduk Mimika telah berlipat jadi 305.000 orang.

Sejak PT Freeport Indonesia beroperasi, kemilau emas dan dampak ikutannya telah menarik para pendatang memadati tanah ulayat warga Kamoro, salah satu suku asli Milika, tersebut. Aktivitas pertambangan telah mengubah wajah Timika menjadi kota padat penduduk. Lorong-lorong kota itu kini dijejali rumah penduduk. Bantaran sungai pun berubah menjadi permukiman. Sungai menjadi kotor dan jorok penuh sampah. Kota yang dulu berhutan lebat kini berganti menjadi hutan ruko (rumah toko).

Kuala Kencana

Namun, Timika juga memiliki wajah lain, Kuala Kencana. Kota yang berjarak sekitar 15 menit dari Timika dan menjadi salah satu pusat administrasi dan permukiman pekerja PT Freeport Indonesia tersebut tertata sangat rapi. Dahulu kota itu bernama Kota Baru, tetapi pada 1995 diubah menjadi Kuala Kencana, atau Belanga Emas, oleh Presiden Soeharto.

General Superintendent Proyek Khusus PT Freeport Indonesia, Ermon Hasiholan mengatakan, kota yang dikembangkan untuk mendukung operasi tambang di Tembagapura itu dibangun dengan sistem zonasi berdasarkan fungsi, seperti perumahan, perkantoran, persekolahan, pertokoan, pergudangan, dan perbengkelan. Kota itu juga memiliki jaringan jalan dan kaki lima yang tertata sangat rapi dan nyaman karena bersisian dengan hutan lebat serta median berumput.

Bersama Institut Teknologi Bandung, pengelola Kuala Kencana telah membuat master plan yang telah dipersiapkan untuk 30 tahun ke depan. Hal itu dilakukan agar penambahan kebutuhan seperti perumahan karyawan dan daya dukungnya telah dipersiapkan sejak awal. Mereka tidak ingin area seluas 17.000 hektar yang sebagian besar adalah hutan asli tersebut rusak.

”Tugas pengelola kota adalah tidak hanya perencanaan kota, tapi juga menjaga kelestarian hutan. Ini bekerja sama dengan pemerintah. Master plan yang kami sedang buat nantinya akan menjadi perda (peraturan daerah). Itu akan menjadi panduan semua pihak yang berkepentingan mengelola Kuala Kencana. Jadi, di Kuala Kencana ini tidak bisa orang sembarangan bangun. Mau potong pohon pun harus izin ke kami,” kata Hasiholan.

Investasi awal besar dan perlu biaya pengelolaan hingga 750.000 dollar AS per bulan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan budaya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Harga Tiket Kapal Pelni Naik hingga 100 Persen per 1 Juli 2023

Harga Tiket Kapal Pelni Naik hingga 100 Persen per 1 Juli 2023

Travel Update
4 Suku yang Menghuni Labuan Bajo, Ada yang Dijuluki Pengembara Laut

4 Suku yang Menghuni Labuan Bajo, Ada yang Dijuluki Pengembara Laut

Jalan Jalan
3 Pantai di Maluku yang Populer, Ada yang Pasirnya Terhalus di Asia Tenggara

3 Pantai di Maluku yang Populer, Ada yang Pasirnya Terhalus di Asia Tenggara

Jalan Jalan
Jepang Akan Longgarkan Syarat Jet Pribadi untuk Gaet Pelaku Perjalanan VIP

Jepang Akan Longgarkan Syarat Jet Pribadi untuk Gaet Pelaku Perjalanan VIP

Travel Update
Danau 19, Tempat Wisata Mancing di NTT yang Punya Kisah Pilu

Danau 19, Tempat Wisata Mancing di NTT yang Punya Kisah Pilu

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Pantai Batu Barak Bali dan Rute Menuju ke Sana

Harga Tiket Masuk Pantai Batu Barak Bali dan Rute Menuju ke Sana

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat ke Labuan Bajo dari Jakarta, per Juni 2023

Harga Tiket Pesawat ke Labuan Bajo dari Jakarta, per Juni 2023

Travel Tips
7,14 Juta Orang Terbang dari Bandara AP II Sepanjang Mei 2023

7,14 Juta Orang Terbang dari Bandara AP II Sepanjang Mei 2023

Travel Update
5 Fakta Labuan Bajo di NTT, dari Lokasi hingga Oleh-oleh

5 Fakta Labuan Bajo di NTT, dari Lokasi hingga Oleh-oleh

Jalan Jalan
Jembatan Kretek II Bantul Diresmikan, Bakal Dilengkapi Fasilitas Wisata

Jembatan Kretek II Bantul Diresmikan, Bakal Dilengkapi Fasilitas Wisata

Travel Update
Apa Itu Ritual Pensakralan Api dalam Perayaan Waisak?

Apa Itu Ritual Pensakralan Api dalam Perayaan Waisak?

Travel Update
Libur Panjang di Gunungkidul, Bisa Nonton Pameran Batik di Pantai Sepanjang

Libur Panjang di Gunungkidul, Bisa Nonton Pameran Batik di Pantai Sepanjang

Jalan Jalan
Desa Wisata Bukit Peramun Belitung Hasil Kolaborasi Pemerintah dan BCA Raih Rekor MURI

Desa Wisata Bukit Peramun Belitung Hasil Kolaborasi Pemerintah dan BCA Raih Rekor MURI

Travel Update
Perayaan Waisak Dimulai Hari Ini, Diawali Pensakralan Api Dharma

Perayaan Waisak Dimulai Hari Ini, Diawali Pensakralan Api Dharma

Travel Update
2 Atraksi baru di Dufan Ancol, Ada Pertunjukan Sulap dan Badut

2 Atraksi baru di Dufan Ancol, Ada Pertunjukan Sulap dan Badut

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+