Nama Moyo dikenal sejak Amanwana Resort, sebuah penginapan mewah di pinggir pantai dengan bangunan berbentuk tenda, beroperasi. Suka atau tidak, nama Moyo memang identik dengan Amanwana. Akibatnya berwisata ke Pulau Moyo termasuk kategori mahal. Jangankan untuk menarik minat wisatawan nusantara, wisatawan asal Pulau Sumbawa pun banyak yang belum pernah menginjakkan kaki di Pulau Moyo.
Persoalan mendasar adalah masalah transportasi laut dari Sumbawa ke Moyo. Sampai saat ini sulit mencari kepastian jadwal penyeberangan kapal Moyo-Sumbawa. Untuk menuju Kota Sumbawa Besar melalui transportasi udara, tersedia penerbangan Lombok-Sumbawa. Tercatat baru dua maskapai penerbangan melayani Lombok-Sumbawa yakni Merpati Nusantara Airlines dan Trans Nusa.
Wisatawan yang menginap di Amanwana jelaslah turis berkantung tebal. Pasalnya Amanwana memiliki kapal dan dermaga khusus untuk menjemput tamunya. Tamu yang datang bisa lewat laut atau lewat udara. Tergantung permintaan tamu dan biaya yang dikeluarkan. Tak heran kalau mendiang Putri Diana pernah tinggal selama tiga hari di Moyo. Demikian juga musisi Mick Jagger, serta mantan kiper nasional Belanda dan mantan kiper Manchester United, Edwin van der Sar.
Pulau Moyo tetap diburu wisatawan untuk berpelesir menikmati panorama pasir putih dan keindahan bawah lautnya. Selain pantai, Pulau Moyo ternyata menyimpan obyek wisata air terjun yang sangat indah dan digandrungi turis asing.
Pulau berpenduduk 1.944 jiwa (sensus 2010) ini memiliki obyek wisata air terjun yang tak jauh dari Labuhan Aji, nama desa yang juga sekaligus pintu masuk bagi wisatawan yang datang dari Pulau Sumbawa. Keindahan air terjun ini betul-betul alami. Namanya air terjun Diwu Mbai dan Mata Jitu.
Untuk menuju air terjun Diwu Mbai di Dusun Brang Rea ada dua pilihan, jalan kaki atau naik ojek. Kamis (17/10/2013), rombongan turis asing yang menggunakan kapal phinisi ke Moyo lebih memilih berjalan kaki ke air terjun yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Labuhan Aji. Kalau Anda tak mau capek berjalan di panas terik, sewalah ojek yang mangkal tak jauh dari Labuhan Aji dengan tarif Rp 25.000. Lama perjalanan sekitar 15 menit.
Mendekati air terjun Dwu Mbai, terdengar suara canda anak-anak. Ternyata anak-anak tersebut asyik bergelantungan di seutas tali yang digantungkan di pohon. Mereka berayun-ayun bak tarzan dan terjun ke sungai yang berair jernih. Sepertinya anak-anak tersebut sudah piawai bergelantungan dan berlari di batu tanpa khawatir tergelincir. Hanya sayang sekeliling lokasi air terjun dipenuhi sampah plastik minuman kemasan. Padahal Diwu Mbai sangat layak "dijual" kepada wisatawan yang ingin mereguk keindahan alam Moyo selain keindahan pantainya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.