Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derawan Menuju Destinasi Kelas Dunia

Kompas.com - 08/11/2013, 06:49 WIB
PAGI di dermaga umum, Jalan Achmad Yani, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, beberapa saat lalu. Kapal cepat berkekuatan 200 tenaga kuda (PK) siap membawa rombongan media bersama jajaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menuju Kepulauan Derawan, Kaltim.

”Kita ke Pulau Maratua dulu yang paling jauh dari sini, baru ke Pulau Kakaban, Sangalaki, dan Derawan. Ombak di perairan sini tidak ganas,” kata Sanusi (44), pemandu rombongan.

Pemerintah gencar mempromosikan Kepulauan Derawan menjadi daerah tujuan wisata bahari berkelas dunia. Salah satu upayanya adalah menggelar Festival Derawan 2013 pada September lalu.

Selama ini, Pemerintah Kabupaten Berau menumpukan pendapatan asli daerah dan pembangunannya pada sektor pertambangan dan energi, terutama batubara dan hasil hutan. Namun, tidak selamanya sumber alam itu bisa menjadi gantungan karena akan habis. Potensi wisata bahari pun mulai diperhatikan dan digarap.

Obyek unggulan adalah Kepulauan Derawan. Ke depan, sektor pariwisata bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Kaltim.

DOK INDONESIA.TRAVEL Keindahan bawah laut di Pulau Sangalaki, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
Kabupaten berjuluk ”Bumi Batiwakkal” ini tidak hanya mengelola potensi wisata bahari, tetapi juga obyek lain, seperti Keraton Gunung Tabur dan Keraton Sambaliung. Selain itu, berbagai upacara adat juga digelar rutin setiap tahun sebagai sajian wisata. Di Berau juga ada Labuan Cermin, danau pertemuan air tawar dan air asin dengan keunikan dua rasa itu yang tidak bercampur.

Kepenatan terbayar

Setelah berjalan di tengah laut selama 2,5 jam, kapal merapat di Maratua. Kepenatan serta kepala dan pakaian yang basah terkena air laut terobati menyaksikan panorama pulau dengan lautan yang teduh. Airnya bagaikan kristal dengan gradasi warna biru dan hijau.

Saat laut sedang surut terpancar hamparan pasir putih bersih berkilau. Maratua adalah pulau terluar yang menyimpan kekayaan alam luar biasa bagi penyelam. Keindahan terumbu karangnya tidak tertandingi, sekaligus tempat penyu bertelur terbesar di Asia Tenggara.

Dari Maratua, sekitar 60 menit perjalanan, rombongan tiba di Pulau Kakaban, pulau karang yang tidak berpenghuni. Sunyi dan tenang, sama dengan kondisi Maratua, Sangalaki, dan Derawan. Kepulauan Derawan juga menjanjikan ketenangan jiwa.

”Saya penasaran dan ternyata benar-benar unik. Di pulau ini kita bisa berenang bersama ubur-ubur, bahkan memegangnya, tanpa harus takut disengat,” ujar Mias TW (23), warga Jakarta Barat, sambil menggenggam ubur-ubur di tangan kanannya. Mias berlibur ke Derawan bersama lima temannya.

Pulau Kakaban ditetapkan sebagai kawasan warisan dunia (World Natural Heritage Area) tahun 2004 oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Keunikannya adalah danau dengan ubur-ubur yang tak menyengat.

Di Sangalaki ada sensasi berbeda menyaksikan fenomena langka: puluhan penyu pada malam hari menuju pantai untuk bertelur. Di perairan pulau ini pengunjung juga bisa menyaksikan parade kawanan pari manta. Sangalaki adalah pusat habitat pari manta di dunia. Ahli ekologi kelautan pun menyatakan, keindahan taman laut dengan keanekaragaman biota laut di pulau yang luasnya sekitar dua kali lapangan bola itu termasuk nomor tiga di dunia.

KOMPAS/EDDY HASBY Penyu di perairan Pulau Derawan, Kalimantan Timur.
Di Pulau Derawan, tak kalah mengejutkan, saat rombongan melintasi dermaga kayu, seekor penyu dengan lembut dan anggun melintas di perairan, seakan memberikan ucapan selamat datang. Penyu itu tampak jelas berenang di bawah dermaga karena air lautnya jernih.

Camat Pulau Derawan Zulfikar mengatakan, kunjungan wisatawan ke kawasan itu semakin meningkat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau mencatat, pada 2010 sebanyak 15.024 wisatawan datang ke kepulauan itu. Tahun 2011 jumlah itu meningkat jadi 20.953 orang dan tahun 2012 meningkat jadi 61.195 orang. Namun, kondisi itu membawa konsekuensi volume sampah di kepulauan itu semakin tinggi.

Kepulauan Derawan memiliki sejuta pesona. Namun, untuk ke lokasi itu tidak murah. Biaya menyewa kapal dari Tanjung Redeb paling murah Rp 8,5 juta untuk pergi pulang dengan kapasitas 15 orang.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau Janje Keka dan Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Esthy Reko Astuty tidak menyangkal mahalnya biasa transportasi itu. Untuk itu, perlu dicari upaya untuk menekannya jika Kepulauan Derawan akan menjadi destinasi wisata dunia. (Samuel Oktora)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com