Stasiun ini menjadi tempat bertemunya tiga jalur kereta, yaitu kereta dari jalur Pasar Senen, kereta dari jalur Manggarai dan jalur Bekasi.
Pada masa pemerintahan Belanda, stasiun bernama Staats Spoorwegen (SS). Hingga saat ini, stasiun telah beberapa kali mengalami pergantian nama. Pernah bernama Meester Cornelis, sampai kemudian nama menjadi Stasiun Jatinegara yang dipakai hingga saat ini.
Menurut Aditia Harmawan, dari pengelolan Stasiun Jatinegara, bangunan stasiun Jatinegara bisa juga disebut sebagai bangunan bersejarah. Peron yang dibangun sejak 1910, mengalami renovasi namun tak menghilangkan bentuk bangunan asli.
Berbeda dengan beberapa tahun silam, kata Aditia, stasiun Jatinegara kini tidak lagi bisa menaikan penumpang ke arah luar Jabodetabek. "Kereta-kereta ke Jawa tidak bisa naik dari sini. Tapi kalau turun bisa di sini," katanya.
Tetapi penumpang kereta dengan tujuan Jabodetabek masih bisa naik dari stasiun ini. Mereka adalah pengguna kereta listrik (KRL). KRL sendiri, menurut Adit, telah ada di Jakarta sejak tahun 1925.
Saat itu, pengelola kereta api masih dipegang oleh Belanda. Tak hanya kereta di Jakarta, tetapi seluruh kereta api di tanah Jawa. Namun sejak kemerdekaan, perusahaan kereta api diambil alih oleh pemerintah. Tepatnya, tanggal 28 September. Makanya, setiap tanggal tersebut, diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.