Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 10/11/2013, 10:56 WIB
EditorI Made Asdhiana
TUJUH belas tahun lalu, denting kecapi Bugis-Makassar nyaris lenyap di Maros, Sulawesi Selatan. Karena ”kegilaan” Yusri Yusuf (53), denting kecapi itu terdengar lagi.

Tiga laki-laki paruh baya asyik memainkan kecapi di atas bebatuan karst yang bertebaran di areal sawah yang telah dipanen di Dusun Rammang-Rammang, Maros. Mereka adalah Ramli dan Haji Tinggi, dua pemain kecapi yang sering tampil di sejumlah hajatan di Maros dan Makassar. Satunya lagi adalah Yusri Yusuf, pembuat alat musik kecapi dari Kampung Pammelakkang Jene’, Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau.

”Dulu orang biasa memainkan kecapi sehabis panen sebagai ungkapan rasa syukur. Kalau sekarang kami lebih banyak main di acara hajatan perkawinan,” ujar Haji Tinggi.

Yusri tidak pandai bermain kecapi, tetapi lulusan Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi) Yogyakarta tahun 1980-an itu terampil membuatnya. Kecapi buah tangan Yusri belakangan menjadi incaran turis dan kolektor alat musik tradisional dari Malaysia, China, dan Amerika Serikat. Sebagian dari mereka memperoleh kecapi itu di toko suvenir di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros. Sebagian lagi langsung memesan ke rumahnya. Yusri menjual kecapinya mulai harga Rp 250.000. Di toko suvenir, harga kecapi itu bisa melonjak dua kali lipat.

Nostalgia

Masa-masa manis kebanjiran pesanan kecapi baru dinikmati Yusri delapan tahun terakhir. Sebelumnya, selama sembilan tahun ia berjuang mati-matian memproduksi dan memperkenalkan kembali kecapi yang telah dilupakan orang. ”Saya sampai dianggap orang gila oleh tetangga. Mereka bilang, ’Orang lain bikin gitar, saya malah bikin kecapi yang susah dijual’,” kata ayah tiga orang putra itu.

Ketika Yusri terjun ke dunia kecapi, orang makin jarang memainkan kecapi. Anak-anak muda lebih kenal gitar. Padahal, ketika Yusri kecil, ia biasa menyaksikan orang-orang tua memainkan kecapi di balai-balai di bawah rumah panggung setiap malam untuk menghibur diri dan menyampaikan nasihat kepada anak-anak lewat syair. ”Syair yang didendangkan biasanya diambil dari lontara yang mengajarkan budi pekerti,” tambahnya.

Yusri pun berusaha memproduksi kembali alat musik itu. Saat itu, ia tidak memiliki keterampilan membuat kecapi. Namun, ia tidak kurang akal. Ia cari kecapi tua dari berbagai kampung untuk dibedah isinya. ”Saya pelajari bagian dalamnya, saya simak suaranya,” ujarnya.

Ini benda apa?

Setelah berhasil membuat kecapi, persoalan yang dihadapi Yusri adalah bagaimana memasyarakatkan kembali alat musik tradisi itu. ”Saat itu anak-anak muda benar-benar sudah lupa dengan kecapi. Saya bagikan anak-anak muda suvenir gantungan kunci berbentuk kecapi. Mereka tanya, ini (alat musik) apa Pak?”

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dilarang Pakai Sepeda Listrik di Pedestrian Sanur Bali, Mulai 1 April

Dilarang Pakai Sepeda Listrik di Pedestrian Sanur Bali, Mulai 1 April

Travel Update
Syarat Naik Pesawat untuk Lebaran 2023, Cek Status Vaksinasi

Syarat Naik Pesawat untuk Lebaran 2023, Cek Status Vaksinasi

Hotel Story
Ngabuburit di Kota Tua Jakarta, Bisa Mampir 5 Museum Ini

Ngabuburit di Kota Tua Jakarta, Bisa Mampir 5 Museum Ini

Jalan Jalan
Ngabuburit di Masjid Istiqlal, Ada Tausiyah Agama hingga Takjil

Ngabuburit di Masjid Istiqlal, Ada Tausiyah Agama hingga Takjil

Travel Update
Tempat Ngabuburit Sekitar UGM dan UNY, Sentra Kuliner Sepanjang 1,2 Km

Tempat Ngabuburit Sekitar UGM dan UNY, Sentra Kuliner Sepanjang 1,2 Km

Jalan Jalan
Eks Napi Terorisme di Kota Malang Dirangkul Jadi Pelaku Wisata

Eks Napi Terorisme di Kota Malang Dirangkul Jadi Pelaku Wisata

Travel Update
Garuda Indonesia Buka Rute Singapura-Surabaya PP mulai Rp 1,7 Juta

Garuda Indonesia Buka Rute Singapura-Surabaya PP mulai Rp 1,7 Juta

Travel Update
Aplikasi M-Paspor Diperbarui, Bisa Cek Kuota E-Paspor dan Daftar Layanan Percepatan

Aplikasi M-Paspor Diperbarui, Bisa Cek Kuota E-Paspor dan Daftar Layanan Percepatan

Travel Update
Hari Libur April 2023, Jumlah Libur Nasional dan Cuti Bersama Total 8 Hari

Hari Libur April 2023, Jumlah Libur Nasional dan Cuti Bersama Total 8 Hari

Travel Update
Cara ke Museum Basoeki Abdullah Naik MRT, Dekat dari Stasiun MRT Fatmawati

Cara ke Museum Basoeki Abdullah Naik MRT, Dekat dari Stasiun MRT Fatmawati

Travel Tips
8 Tempat Ngabuburit Murah Jakarta Utara, Bioskop Rakyat hingga Pantai 

8 Tempat Ngabuburit Murah Jakarta Utara, Bioskop Rakyat hingga Pantai 

Jalan Jalan
Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Travel Tips
Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Travel Update
Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Travel Update
4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+