Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikmati Ombak Tepi Samudra

Kompas.com - 12/11/2013, 14:33 WIB
OMBAK samudra yang menderu hingga bibir Pantai Panjang sangat dinanti oleh peselancar. Tidak perlu khawatir, mulai dari pemula hingga peselancar profesional bisa menikmati ombak dengan riang.

Berada di pesisir barat Sumatera, Pantai Panjang menghadap langsung ke Samudra Hindia. Pantai Panjang adalah salah satu pantai di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, selain Pantai Tapak Paderi, Pantai Jakat, dan Pantai Berkas.

Provinsi Bengkulu memiliki garis pantai sepanjang 525 kilometer (km) yang membentang dari Kabupaten Mukomuko di bagian utara hingga Kabupaten Kaur di selatan. Beberapa titik di antaranya memiliki ombak yang potensial untuk selancar.

Namun, selama ini masih sangat sedikit warga Bengkulu yang mencoba, apalagi meminati olahraga selancar. Mereka yang hampir setiap hari berselancar di pantai di Kota Bengkulu adalah anak muda yang tergabung dalam Bengkulu Rafflesia Surfing Community (Beraso). Dengan rutin berselancar di sejumlah titik di Bengkulu dan mengadakan kegiatan bersih pantai, mereka mengenalkan selancar kepada masyarakat.

Mereka juga yang selama ini terus mengenalkan ombak di Bengkulu kepada peselancar dari daerah lain melalui publikasi di dunia maya. Tujuannya agar Bengkulu dikenal sebagai daerah tujuan wisata bagi peselancar.

Seorang anggota Beraso, Jeffriyanto, menuturkan, selain di Kota Bengkulu, titik selancar yang bagus juga terdapat di Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah; Kerkap di Kabupaten Bengkulu Utara; dan Linau di Kabupaten Kaur. ”Dengan garis pantai yang panjang, pasti ada banyak titik yang bagus untuk bermain selancar. Namun, kami belum sempat mengidentifikasi semua tempat itu,” ujarnya.

Sejauh ini sudah ada beberapa wisatawan mancanegara yang menjajal ombak di Bengkulu. Mereka, antara lain, datang dari Amerika Serikat, Australia, Swiss, Selandia Baru, Afrika Selatan, Swedia, Belanda, dan Kanada.

Sepi dan tenang

Salah satu daya tarik lokasi selancar di Bengkulu ialah kondisinya yang masih sepi dan tenang. Juri pada kompetisi selancar Rafflesia Beach Festival, akhir September 2013, Adrian Young, mengatakan, ombak Pantai Panjang bagus dan bisa dinikmati peselancar pemula hingga profesional. ”Ombaknya bukan kelas dunia, tetapi tetap bagus untuk kompetisi tingkat nasional. Ombak di Bengkulu lebih bagus daripada di Phuket, Thailand. Pantainya juga bersih dan tenang,” katanya.

Menurut Adrian, tidak tertutup kemungkinan kontes selancar internasional dilakukan di Bengkulu. Kontes selancar internasional tidak melulu mempertimbangkan karakter ombak.

Merek dagang yang mensponsori peselancar profesional akan melihat seberapa besar pasar selancar di satu lokasi. Satu daerah dengan kondisi ombak yang lebih jelek dari Bengkulu bisa menjadi lokasi kontes selancar internasional jika di daerah itu banyak peselancar.

Koordinator Beraso, Cahyadi, menambahkan, Bengkulu sangat potensial jadi daerah tujuan wisata peselancar. Pantainya yang bersih, sepi, dan tenang, ombaknya yang bagus, serta biaya yang relatif murah dibandingkan dengan daerah selancar lain menjadi keunggulan Bengkulu.

Cahyadi mencontohkan, berselancar di Mentawai, Sumatera Barat, selama 10 hari memerlukan biaya sekitar Rp 25 juta. Sementara tinggal di Bengkulu selama dua bulan lebih hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 20 juta. Ini dialami oleh seorang peselancar dari luar negeri.

”Awalnya orang itu berencana tinggal beberapa hari saja di Bengkulu. Setelah melihat ombak yang bagus dan biayanya tak semahal di Mentawai, dia akhirnya tinggal selama dua bulan lebih. Selama itu, setiap hari ia bermain selancar karena titik yang bagus untuk berselancar pun dekat,” tutur Cahyadi.

Sayangnya, ujar Cahyadi, pemerintah daerah belum menaruh perhatian yang besar pada selancar. Padahal, olahraga bahari ini bisa menjadi daya tarik baru wisata di Bengkulu.

Untuk menjadi daerah tujuan wisata bagi peselancar, sejumlah fasilitas pendukung perlu disiapkan, antara lain kamar bilas, tempat menyimpan barang, dan toilet yang bersih di pantai. Toko perlengkapan selancar juga belum ada di Bengkulu.

Adrian, yang juga Pembina Yayasan Penakluk Ombak Bali, berpesan, sebelum menjadi daerah tujuan wisata sebaiknya masyarakat dan pemerintah harus siap dengan dampak negatif yang mungkin terjadi. Sebab, ketika sudah ramai wisatawan, terutama wisatawan mancanegara, tidak mudah lagi untuk menata kawasan wisata itu.

Adrian pun tertarik membina peselancar Bengkulu agar tidak hanya menjadi peselancar, tetapi peselancar berkarakter yang juga mampu menghindari dampak negatif dari pariwisata. Peselancar di Bengkulu pun diharapkan memiliki keterampilan sebagai bekal mencari nafkah hidup, selain beraktivitas berselancar setiap hari. (Adithya Ramadhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com