Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Penari Gandrung Merahkan Pantai Banyuwangi

Kompas.com - 23/11/2013, 21:09 WIB
BANYUWANGI, KOMPAS.com - Perhelatan Paju Gandrung Sewu di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, sukses digelar Sabtu (23/11/2013) sore. Di bibir pantai yang berada di pesisir Selat Bali tersebut, sebanyak 1.053 pasang penari alias 2.106 penari dengan kostum dominasi warna merah makin melengkapi suasana sunset di pantai tersebut. Pertunjukan kolosal ini diikuti penari Gandrung dari usia 9 tahun hingga 71 tahun. Para penari tersebut berasal dari seluruh penjuru Banyuwangi yang aktif berkesenian di sanggar-sanggar seni desa dan sekolah.

"Tari Gandrung telah lama mengakar di masyarakat Banyuwangi, mempunyai jejak sejarah yang panjang dalam membentuk dan ikut memengaruhi konfigurasi sosio-kultural di masyarakat," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Perhelatan Paju Gandrung Sewu disajikan secara kolosal dengan menampilkan ribuan penari gandrung dan pengiringnya (disebut paju) di atas lautan pasir saat matahari mulai terbenam.

Tahun lalu, aksi Gandrung Sewu juga dihelat dengan penampilan sekitar seribu penari. Sewu sendiri dalam bahasa lokal berarti seribu. Nah, tahun ini, perhelatan dibikin makin seru dengan tambahan seribu penari pengiring atau biasa disebut "paju", sehingga total ada 2.106 penari. Sehingga event tahun ini disebut "Paju Gandrung Sewu".

ARSIP PEMKAB BANYUWANGI Perhelatan Paju Gandrung Sewu di pantai Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/11/2013) sore.
Perhelatan kolosal Paju Gandrung Sewu ini bercerita tentang sejarah kemunculan Tari Gandrung di Bumi Blambangan, Banyuwangi. Terdapat sejumlah segmen yang ditampilkan, yaitu atraksi "Podo Nonton" yang menampilkan tarian "Jejer Gandrung", lalu "Paju Gandrung", dan ditutup dengan "Seblang Subuh". “Kita hadirkan dengan penari pengiring alias paju sehingga semakin kolosal dan meriah," ujar Koordinator Panitia, Udianto.

Aksi Tari Gandrung kolosal dijadikan perhelatan khusus karena melibatkan interaksi dengan masyarakat, di mana Paju adalah para penonton pria yang ikut diajak menari. “Paju Gandrung sering dihadirkan saat masyarakat Using menggelar hajatan,” jelasnya. Using adalah suku asli Banyuwangi.

Sabtu sore, Paju Gandrung Sewu ini diawali pemasangan sebuah kiling, semacam kincir angin yang dipasang di sawah untuk mengusir burung. Terbuat dari bambu yang tingginya mencapai 10 meter. Setelahnya akan ditampilkan sebuah fragmen yang menceritakan perjalanan seorang penari Gandrung.

Fragmen ini dibawakan oleh puluhan Gandrung dan paju profesional. Para penari Gandrung senior ini memulai fragmennya dengan memunculkan Seblang (sebuah ritual khas masyarakat adat Using), lalu Gandrung Marsam (gandrung laki-laki). Pada awalnya, dahulu kala, Gandrung diperankan seorang laki-laki, lalu lambat laun Gandrung berkembang dan lebih banyak dibawakan perempuan. Gandrung perempuan pertama adalah penari Gandrung Semi.

Dalam fragmen ini, digambarkan penari gandrung akan menari hingga tengah malam, di mana para pengiring akan maju dan menari sambil memberi saweran kepada para penari. Kadang diselingi dengan suguhan minuman keras. Sehingga praktik ini membuat citra kesenian gandrung menjadi buruk.

ARSIP PEMKAB BANYUWANGI Perhelatan Paju Gandrung Sewu di pantai Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/11/2013) sore.
Kemudian terjadilah dialog bahwa praktik itu akan menghalangi perkembangan tari gandrung di masyarakat. Akhirnya mereka pun bersepakat bahwa gandrung tetap harus tumbuh di masyarakat dengan citra yang positif. Di momen inilah muncul ribuan penari gandrung yang langsung menyulap bibir pantai seolah menjadi lautan berwarna merah menyala.

"Kolosalitas ini menunjukkan bahwa budaya lokal semakin digandrungi, tumbuh-berkembang, sekaligus menjadi aset wisata yang sangat potensial dalam menarik wisatawan," ujar Anas.

Selain 2.106 penari, perhelatan Paju Gandrung Sewu melibatkan 161 kru, termasuk di antaranya puluhan penabuh gamelan (wiyogo) dan pesinden. Perhelatan ini masuk dalam rangkaian "Banyuwangi Festival" yang digelar sepanjang September-Desember 2013 dengan beragam acara, antara lain, Banyuwangi Ethno Carnival, Batik Festival, Banyuwangi Beach Jazz Festival, Tour de Ijen, dan Festival Kuwung. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com