Minimnya minat kaum muda terhadap keris itu tampak dari sedikitnya kunjungan pelajar dan mahasiswa pada pameran keris Gebyar Pusaka Nusantara 2013 di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Semarang, yang berakhir Minggu (1/12/2013). Dalam pameran yang digelar sejak Selasa lalu itu, lebih dari 300 keris koleksi dari 20 paguyuban dan 10 empu keris yang masih berproduksi ditampilkan.
Awalnya, panitia pameran itu membidik pelajar dan mahasiswa dengan target kunjungan sekitar 6.000 orang. ”Namun, hingga hari terakhir total kunjungan hanya mencapai 1.000 orang. Itu pun didominasi kaum tua yang sudah menjadi penghobi keris,” kata panitia pameran, Asdar Winata, di Semarang, Minggu.
Menurut Asdar, televisi yang menyiarkan drama kolosal menjadi salah satu penyebab munculnya pemahaman yang salah terhadap keris. ”Di televisi kerap dimunculkan kekuatan mistis sebuah keris. Saat tokoh bertarung memakai keris, ada gambaran naga atau macan yang keluar. Itu pembodohan massal. Tak pernah ada macan atau naga keluar dari keris,” ujar Asdar.
Pembuat keris, Empu Subandi Suponingrat, menambahkan, pemahaman yang salah terhadap keris antara lain karena warisan leluhur itu selalu diidentikkan dengan kekuatan mistis. (ger)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.