Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepenggal Senja di Annecy

Kompas.com - 03/12/2013, 11:42 WIB
KAMI hampir tiba ketika mentari jingga mulai beranjak ke balik peraduannya. Bus yang membawa kami melewati rumah-rumah berdinding batu atau kayu serta deretan pohon besar yang mengelilingi Danau Annecy. Air biru kehijauan kemilau tertimpa sinar matahari.

Hampir satu jam kami harus mengelilingi sepenggal lingkar danau sebelum tiba di sebuah restoran, Petit Paradis. Kami harus blusukan dulu melewati jalan setapak berkelok dengan tanaman di kanan kiri, sayang tidak terlalu jelas terlihat karena gelap sudah benar-benar turun. Setelah 300 meter berjalan, kami tiba di restoran yang terletak persis di tepi danau.

Meski gelap, air danau masih tampak biru dengan panorama siluet pegunungan Alpen di belakangnya. Pendar cahaya kuning yang berasal dari lampu taman di dekat tenda-tenda menambah suasana romantis. ”Surga” kecil yang sempurna untuk melepas lelah setelah siang hari sebelumnya menumpang helikopter dan gondola ski agar bisa turun dari Semnoz, puncak gunung di Haute Savoie yang berketinggian 1.699 meter di atas permukaan laut.

Sayur-sayuran segar dingin menyambut kami, seperti tomat, daun seledri, kentang, wortel, peterseli, bunga kol yang ditempatkan dalam sebuah keranjang, ditambah telur ayam rebus dan roti baget yang dicocol dengan mayones keju. Kami memilih teman minum berupa teh hangat. Menu berikutnya semacam risoles yang dilanjutkan hidangan utama berupa ikan danau dan bebek panggang dengan baluran bumbu sederhana.

Tempat pilihan kami adalah meja di teras restoran sehingga menghadap langsung ke danau. Sebuah dermaga yang letaknya tidak jauh dari teras juga bisa dimanfaatkan untuk acara makan momen istimewa. Jika tidak terlalu suka berangin-angin, bisa memilih tempat di dalam ruangan dengan nuansa tradisional pedesaan di Perancis. Para tamu mengelilingi meja masing-masing dan mengobrol santai sambil menyesap anggur. Pria pemilik restoran sempat mendatangi meja kami dan menghibur dengan bernyanyi diiringi petikan gitar yang ia mainkan sendiri. Suasana musim panas di sini tidak jauh beda dengan musim kemarau di Tanah Air.

Marina dari Amaury Sport Organisation (ASO) yang mendampingi rombongan kami mengatakan, Danau Annecy adalah salah satu tempat pariwisata luar ruang yang terkemuka di Perancis. Orang memanfaatkannya untuk ski air, dayung, memancing, berlayar, hingga berenang. Ya, berenang karena danau ini terkenal terbersih di seluruh Eropa! Airnya berasal dari mata air, sungai, dan hujan. Warga setempat meminumnya langsung setelah diproses. Perancis memberlakukan aturan lingkungan yang ketat sejak tahun 1960 yang membuat danau ini ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Tempat terbaik untuk memandang danau ini adalah Le Paquier atau Champ de Mars. Lapangan seluas 7,5 hektar ini dibatasi oleh pohon-pohon yang kanopinya menaungi kursi-kursi dan jalur pedestrian yang dapat dimanfaatkan untuk berjalan kaki atau lari-lari. Lapangan berumput tampak dipenuhi orang-orang yang duduk lesehan sambil mengobrol atau menemani anak-anak mereka bermain dan berlarian bebas sambil memandang danau dengan latar belakang pegunungan.

Annecy adalah titik persinggahan kami dalam rangkaian perjalanan mengikuti tiga etape terakhir Tour de France bersama rombongan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Dharmasraya, Padang Pariaman, dan Kota Padang Panjang, serta beberapa pihak lainnya dalam rangka peningkatan Tour de Singkarak. Annecy lebih dekat ke Geneva, Swiss (35 kilometer), ketimbang dari Paris yang terpisah 545 kilometer. Kota yang berada di utara Danau Annecy ini adalah ibu kota dari Haute Savoie di tenggara Perancis.

Kota tua yang memadukan daya tarik sejarah, panorama, gastronomi, tradisi, dan aktivitas ini dibelah oleh Sungai Thiou yang kemudian membentuk kanal-kanal dan jalan-jalan sempit yang membuatnya dijuluki Venesianya Alpen.

”Pemerintah Perancis melarang warganya mengubah wajah dan struktur bangunan kuno yang dimiliki. Mereka harus lapor jika ada kerusakan bangunan dan perlu perbaikan. Pemerintah akan memperbaikinya. Bagian dalam bangunan boleh dipakai untuk fungsi apa saja, hunian atau komersial,” kata Sarah Grace, perwakilan Eurosport di Indonesia, salah satu anggota rombongan yang pernah studi di Eropa selama empat tahun.

Tidak heran, kawasan kota tua yang tampak seperti lukisan masih bertahan hingga kini. Bangunan-bangunan kuno, seperti kastil dari abad ke-12, penjara abad pertengahan, hingga katedral dari abad ke-16 masih megah berdiri dan terawat. Sayang, kami tidak sempat menyelami pesona Annecy lebih jauh karena malam segera berganti dan kami harus segera kembali ke Paris. Beruntung kami sempat menjejakkan kaki di Semnoz, paru-paru Haute Savoie yang berjarak 120 kilometer dari Annecy.

Etape 20 Tour de France menempuh rute Annecy-Semnoz. Semnoz, contoh lain dari pelestarian lingkungan yang pada akhirnya mendukung pariwisata. Terletak di jantung Bauges Natural Regional Park, Semnoz menawarkan pemandangan bak negeri di awan. Kita bisa menyaksikan Mont Blanc, gunung tertinggi di jajaran Alpen selain Danau Annecy dan Bourget, danau terbesar di Perancis. (EKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com