Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Tarik Drama dan Makanan Halal di Korea Selatan

Kompas.com - 09/12/2013, 10:51 WIB
SELAIN budaya dan alam, daya tarik wisata Korea Selatan juga tempat pengambilan rekaman untuk film. Tak sedikit pengunjung, termasuk dari Indonesia, datang hanya untuk melihat dari dekat lokasi tersebut dan tentunya bintang drama Korea. Pemerintah dan organisasi turisme setempat menangkap peluang itu.

Drama Daejanggeum (tahun 2003-2004), misalnya, menjadi daya tarik turis ke sejumlah tempat pengambilan rekamannya, seperti Goa Gunung Songak dan Museum Rakyat Jeju. Drama laris yang diputar berulang oleh beberapa televisi swasta di Indonesia ini mengisahkan kehidupan Jang-Geum, seorang koki, dan seorang dokter wanita terbaik ketika diskriminasi terhadap kaum perempuan masih terjadi di Korea.

Ada pula lokasi pengambilan rekaman film Chuno (2010), Iris (2010), Boys Over Flower (2009), The Great Merchant, Kim Man-deok (2010), All In (2003), dan Live is Beautiful (2010) yang tersebar di Pulau Jeju. Pulau Nam-I, lokasi pengambilan rekaman Winter Sonata, tak kalah menarik minat wisatawan.

Demam drama Korea diyakini menjadi salah satu pengungkit turisme Korea Selatan, termasuk dari Indonesia. Turis asal Indonesia, menurut data Organisasi Turisme Korea (Korea Tourism Organization/KTO), meningkat dari 95.239 orang tahun 2010, 124.474 orang tahun 2011, dan 149.247 orang tahun 2012. Hingga Juni 2013, turis asal Indonesia telah mencapai 83.006 orang.

Makanan halal

Akan tetapi, isu kehalalan makanan dan ketersediaan fasilitas ibadah bagi kalangan Muslim menyempil di tengah pertumbuhan itu.

”Ada kekhawatiran akan kehalalan makanan di Korea Selatan. Padahal, potensi wisatawan Muslim Indonesia terbilang besar,” kata Tubagus Irfan Farhan, Manajer Analisis Pasar dan Pengembangan Produk Garuda Indonesia Holidays.

Akhir November 2013, KTO dan Garuda Indonesia Holidays mengundang sejumlah biro perjalanan, ulama, dan akademisi untuk berkunjung ke Korea Selatan. Selain meninjau infrastruktur ibadah, kunjungan juga untuk melihat makanan sajian yang halal.

Irfan menambahkan, khusus untuk menyediakan daging halal, pihaknya memesan daging yang disembelih sesuai syarat kehalalan. Kerja sama dengan KTO dan SAM Tour juga menyiapkan tempat-tempat ibadah.

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masdar Farid Mas’udi berpendapat tidak ada masalah dengan kehalalan makanan. Dengan info dari pengelola hotel dan rumah makan, konsumen bisa menghindari makanan tak halal.

”Soal ibadah tak ada masalah karena banyak tempat bisa dimanfaatkan dan ada keringanan bagi musafir (orang dalam perjalanan) untuk melaksanakannya,” ujarnya.

Selama lima hari di Korea, rombongan dijamu dengan beberapa makanan yang dijamin halal, seperti bibimbap, nasi putih dengan lauk, sayuran, daging sapi, telur, dan saus pedas gochujang; bulgogi yakni daging sapi yang dipanggang atau ditumis dengan beberapa bumbu dan disajikan bersama kimchi; shabu-shabu ala Korea; serta dak galbi, yakni tumis berisi potongan daging ayam berikut kubis iris, potongan ubi jalar, daun bawang, dan bawang bombai.

Pemandu juga mengajak rombongan mencicipi menu vegetarian dan menu khas Timur Tengah. Tak kalah menarik adalah menu hasil laut khas Pulau Jeju, antara lain ikan makarel dan kerang abalone.

Pemangku sektor wisata Korea, seperti Organisasi Turisme Jeju, selaiin menyiapkan rumah makan halal, menyambut peningkatan itu juga dengan membangun infrastruktur.

Mereka menyediakan peta wisata lengkap dengan daftar hotel, tempat ibadah, dan rumah makan yang direkomendasikan bagi pelancong Muslim.

Lilis Setyaningsih, Manajer Cabang PT Patih Indo Permai, mengatakan, permintaan tur wisata ke luar negeri secara umum meningkat, khususnya ke Timur Tengah dan Asia Timur. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com