"Bagi warga Lombok, Bandara Internasional yang baru beroperasi tahun 2011 itu juga menjadi obyek wisata. Mereka senang melihat pesawat terbang sehingga pada hari tertentu warga berkumpul seperti piknik untuk melihat pesawat terbang," kata pemandu wisata yang mengiringi rombongan Humas Pemprov Riau di Praya, Lombok, Kamis (12/12/2013).
Warga akan duduk bersama menyaksikan pesawat terbang mendarat sambil membawa bekal makanan seolah-olah seperti piknik di taman. Para turis yang datang pun juga sangat terkesan dengan hal ini dan begitu juga sebaliknya. Hal ini membuat acara saling menonton antara pendatang dan penduduk setempat.
Sang pemandu menceritakan bahwa warga Lombok yang tepatnya berada di selatan ini pada umumnya adalah suku asli Lombok yakni suku Sasak. Pada awalnya di daerah selatan ini tidak ada kegiatan apa-apa selain bercocok tanam.
Akan tetapi setelah adanya bandara, hal tersebut tidak terjadi lagi. Bandara telah menjadikan Lombok selatan sebagai daerah yang hidup dinamis. Dari segi ekonomi warga tak lagi hanya mengandalkan pertanian yang hanya bisa dilakukan sekali setahun yakni musim hujan saja karena tidak adanya irigasi.
"Saat ini pun harga tanah di area ini juga telah melambung tinggi sampai ratusan juta. Kalau dulu mungkin seharga Rp 100 ribu saja tidak ada yang mau beli," kata sang pemandu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.