Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Berburu Batik dan Puaskan Lidah di Cirebon

Kompas.com - 15/12/2013, 10:02 WIB

Sepiring nasi goreng atau burger cocok dicicipi agar bisa mendongkrak perut yang mulai berontak karena lapar. Maklum, kereta berangkat pukul 06.15, masih terlalu pagi untuk sarapan di rumah.

Tak perlu repot memilih menu makanan dalam kereta karena menu masakannya tidak banyak. Hanya ada nasi goreng, nasi rames, turkish pizza, tempura seafood, mi dalam gelas, nasi putih, dan telur mata sapi.

Soal rasa memang sulit diharapkan karena masakan itu tersedia dengan rasa standar. Namun, cukup untuk mengganjal perut yang minta diisi.

Air mineral, segelas teh manis hangat, atau teh tawar hangat sudah membuat perut senang. Atau, bisa juga menikmati minuman cokelat susu hangat. Untuk sedikit menyegarkan dalam perjalanan, bisa mencoba segelas kopi hitam atau kopi susu. Namun, menanti sajian itu hadir bisa melatih kesabaran kita. Pasalnya, baru sekitar 30 menit kemudian makanan itu datang.

Tak usah pusingkan menanti pesanan datang. Rasa jenuh bisa dihilangkan dengan mendekati gerbong restorasi. Di tempat ini terdapat empat meja makan. Penumpang bisa lebih santai makan sembari ngobrol dengan teman lainnya.

Berburu batik

Tiba di Cirebon, pemandu perjalanan dari PT Kereta Api Pariwisata sudah menyiapkan bus menuju tempat bersejarah, yakni Goa Sunyaragi di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Bangunan ini mirip candi dan sering disebut Taman Air Sunyaragi atau Taman Sari Sunyaragi. Dulu, di lokasi ini ada Danau Jati.

Lepas dari situ, rombongan bertolak ke Keraton Kasepuhan, peninggalan sejarah kerajaan Islam, tempat pendiri Cirebon bertakhta. Di sinilah pusat berdirinya pemerintahan Kasultanan Cirebon.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Halaman Keraton Kasepuhan Cirebon, Rabu (6/7/2011). Keraton didirikan tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati. Di dalam keraton juga terdapat museum berisi benda pusaka, lukisan koleksi kerajaan serta kereta singa barong.
Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi adalah kereta singa barong yang merupakan kereta kencana Sunan Gunung Jati. Kereta ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan setiap 1 Muharam.

Jauh-jauh ke Cirebon tak akan berarti jika tak berbelanja batik. Di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, keinginan berbelanja batik bisa terpuaskan. Batiknya pun berbeda dengan batik pekalongan dan batik di Jawa Tengah lainnya. Rumah batik, toko batik, hingga pusat grosir batik trusmi menghiasi daerah perajin batik ini.

Puas membeli batik, giliran menuju perajin kerang. Tersedia berbagai kerajinan tangan, mulai dari kalung, gelang, anting, kursi tamu, kursi makan, meja rias, hingga lampu hias.

Sebelum pulang, jangan lupa mampir ke tempat oleh-oleh di Pasar Pagi Cirebon. Berbagai penganan khas Cirebon bisa didapat di sini. Menjelang senja, Kereta Api Gajayana sudah menanti mengantar balik ke Jakarta. (Pingkan Elita Dundu/Rini Kustiasih/Ratih Prahesti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com