Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan dalam Selembar Batik Cirebon

Kompas.com - 15/12/2013, 16:08 WIB

Berbekal kompor kecil dengan wajan berisi air mendidih, batang bambu berujung kain, batang besi, dan soda as, Mugiono menyisir dengan teliti setiap bagian kain. Ia bertugas memperbaiki kekurangan-kekurangan pada kain itu.

Jejak-jejak lilin yang mbleber, menjadi incarannya. Untuk memperbaiki satu atau dua tetes jejak lilin yang tumpah ke mana-mana itu, ia butuh waktu sekitar 1 jam. ”Pernah sampai 50 tetes,” kata Mugiono.

Hari itu Mugiono memeriksa batik motif pesisiran dengan gambar burung dan flora di atas kain ukuran 2,4 meter x 1 meter. Hingga tengah hari itu, sudah ada 10 tetes lilin ditemukannya dan diperbaiki.

Potongan-potongan kecil kertas pembungkus rokok keretek ditempelkan dekat hasil perbaikan itu. ”Agar diisi (isen-isen) lagi oleh orang lain,” kata Mugiono. Jika sudah selesai dan siap dipasarkan, ia memperkirakan harga jualnya ada pada kisaran Rp 15 juta.

Proses pemeriksaan kualitas dan perbaikan itu merupakan yang paling menuntut ketelitian dan ketelatenan. Pasalnya, inilah proses yang akan menentukan bagaimana kualitas akhir selembar kain batik.

Kualitas itu akan sepadan dengan harga jual yang ditawarkan. Sebab, kain batik bukanlah sekadar produk kerajinan. Ia adalah karya seni yang layak dihargai.... (Rini Kustiasih dan Ingki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com