Wisata anyar itu terletak di Perkebunan Kalibendo, Desa Karanganyar, Kecamatan Licin, sekitar 20 menit dari pusat kota Banyuwangi dengan kendaraan bermotor. Jalur wisata ini dilewati saat akan menuju ke Gunung Ijen yang dikenal mempunyai kawah dengan fenomena api biru (blue fire) yang cuma ada dua di dunia, selain di Alaska.
Di belantara perkebunan yang mempunyai sekitar sejuta pohon (terdiri atas, antara lain, kopi, karet, cengkeh, dan mahoni) itu, dibikin sejumlah rute agro-tourism. Di tiap rute, alasnya adalah tanah dengan taburan kulit kopi. Untuk rute pertama, dari pintu masuk perkebunan, akan disediakan sepeda untuk menuju pos pertama yang dinamai Pondok Robusta.
"Kami bikin fun-cycling, naik sepeda yang disediakan masyarakat sehingga pendapatan masyarakat juga naik. Dengan sepeda, wisatawan menyusuri jalan sekitar satu kilometer menuju Pondok Robusta yang terletak di tengah belantara perkebunan kopi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat melakukan uji coba rute wisata tersebut.
Di pondok itu pula, akan dipaparkan jenis-jenis kopi yang ada, termasuk cara memetik kopi dan menggorengnya. "Kopi robusta di Perkebunan Kalibendo ini termasuk salah satu yang terbaik di Indonesia," kata Direktur PT Perkebunan Kalibendo, Candra Sasmita.
PT Perkebunan Kalibendo diajak bekerja sama mengembangkan agro-tourism ini dengan melibatkan kelompok masyarakat setempat. Selain itu, di tengah hawa sejuk perkebunan di ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut, wisatawan bisa menikmati jajanan lokal, seperti pisang goreng, kacang rebus, kue cucur, dan singkong. "Wisatawan disediakan tempat untuk menggoreng sendiri," kata Anas.
Setelah menyeduh kopi dan mengudap jajanan lokal, perjalanan dilanjutkan sepanjang satu kilometer bersepeda menuju pos yang dinamai Pondok Karet, terletak persis di tengah belantara perkebunan karet. Di sini, wisatawan diberi wawasan tentang proses menyadap karet hingga diproses di pabrik, dan menjadi bahan pembuatan sepatu, ban, dan sebagainya.
"Untuk jamuannya, ada es kelapa muda dan makanan porsi agak berat berupa nasi dengan jenis masakan khas Banyuwangi, seperti nasi tempong," kata Anas.
Di tengah perkebunan karet ini pula ada atraksi seni-budaya yang akan dijadwal bergiliran, seperti tari gandrung dan kuntulan. Setelah dari Pondok Karet, rute dilanjutkan dengan berjalan kaki sambil menuntun sepeda menuju sungai dengan sumber mata air yang deras nan jernih. Ada sebanyak 145 anak tangga yang dilewati, yang di sisinya diberi informasi manfaat berjalan kaki untuk membakar kalori sehingga menyehatkan tubuh, apalagi di tengah sejuk hawa perkebunan.
Di pinggiran sungai itu wisatawan bisa membasuh diri dengan air yang sangat jernih. Disediakan pula tempat mandi, yang didesain khusus dengan peralatan serba-bambu karena tak jauh dari sana memang ada hutan bambu. Setelah sejenak menikmati segar air pegunungan, wisatawan bisa melanjutkan ke semacam tempat peristirahatan di mana mereka bisa menyesap kopi luwak dengan dikelilingi penangkaran hewan luwak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.