Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajarlah dari Betang Toyoi

Kompas.com - 18/12/2013, 15:16 WIB

”Harga karet saat ini sedang rendah, sekitar Rp 7.000 per kg. Kalau harga yang bagus sekitar Rp 10.000, bahkan pernah Rp 12.000 per kg,” kata Supandianto.

Ban selip

Sore menjelang gelap, kami harus pamit. Apalagi, mendung tebal terlihat menggayut di kejauhan. Animar menawarkan agar kami menginap di Betang Toyoi. Dengan terpaksa kami menolak tawaran Animar untuk berlama-lama di betang yang nyaman itu.

”Silakan datang kembali lain waktu. Sudah banyak wisatawan yang menginap di Betang Toyoi. Malah, ada pasangan yang berbulan madu di sini,” ujarnya seraya tertawa.

Jika hendak menuju Betang Toyoi, pengunjung harus berhati-hati saat musim hujan. Kendaraan yang digunakan pun sebaiknya berpenggerak empat roda. Di tengah perjalanan, kami menemukan sebuah truk tak kuat mendaki tanjakan jalan tanah yang curam.

Lumpur tebal membuat ban selip dan truk terjebak. Truk itu bahkan harus didorong sebuah mesin giling. Mobil minibus kami pun harus berjibaku menerabas lumpur. Bau ban terbakar terasa menyengat. Setelah sekitar 30 menit mencoba mendorong ditambah manuver mobil, kami lolos dari jebakan lumpur.

Setidaknya 2 truk dan 1 pikap bergeming di tanjakan. Kami merasa iba melihat pikap yang terbenam, dan membantunya agar keluar dari lumpur.

Sebelum melanjutkan perjalanan, kami menoleh ke belakang. Di jalur curam, antrean panjang truk tampak tak berkutik menghadapi ganasnya lumpur. Saat perjalanan, kami juga menyaksikan pemandangan lain yang memprihatinkan.

Banyak lahan masih mengepulkan asap. Lebih dari sepuluh kali kami melihat lahan luas yang dibakar. Lahan-lahan itu akan digunakan untuk berladang. Membakar lahan dilakukan karena biayanya murah. Sangat disayangkan melihat tunggul-tunggul pohon hitam legam dilalap jago merah.

Malam sudah menjelang ketika kami tiba di Palangkaraya. (Dwi Bayu Radius/Aryo Wisanggeni/Cyprianus Anto S)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com