Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2013, 08:41 WIB
Oleh Budi Suwarna dan Pingkan Elita Dundu

Pengantar Redaksi
SETAHUN sudah Tim Jelajah Kuliner Nusantara ”Kompas” menyusuri jejak makanan Indonesia. Di pengujung tahun ini, 19-22 Desember, kami menurunkan edisi terakhir Jelajah Kuliner Nusantara yang mencakup kisah makanan Minahasa, Maluku Utara, dan Papua. Meski program jelajah kuliner ini berakhir, kisah makanan Nusantara masih akan mewarnai halaman ”Kompas” pada tahun-tahun mendatang.

Kegemaran orang Minahasa menyantap beragam jenis daging hewan menegaskan bahwa manusia benar-benar berada di puncak rantai makanan.

Berapa jenis daging hewan yang pernah Anda makan? Cici (16), dara manis berkulit langsat asal Kanonang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, tersipu mendengar pertanyaan itu. Dengan suara pelan, ia menghitung dengan jarinya sambil menyebut hewan yang pernah ia makan, mulai dari ikan, ayam, babi hutan, kelelawar, ular, anjing, kucing, hingga tikus hutan.

”Pokoknya, semua hewan yang berkaki, melata, terbang, dan berenang kami sikat, ha-ha-ha,” ujar Cici mengulang seloroh yang paling sering diungkap orang Minahasa.

Dari sekian hewan yang disebutkan, Cici sangat menyukai tikus hutan yang dimasak bumbu rica dan santan. ”Setiap kali makan nyanda (tidak) cukup kalau cuma dua ekor, paling sedikit lima ekor baru kenyang,” kata Cici.

Bagaimana rasanya? ”Wah, rasanya mau nambah,” tukas Cici diikuti tawa renyah. Ia mengasosiasikan cita rasa daging tikus dengan daging ayam yang diberi sedikit rasa manis.

Jenis hewan yang disebutkan Cici baru sebagian dari banyak hewan hutan yang biasa disantap orang Minahasa. Kalau ingin tahu lebih lengkap, kita bisa menengok Pasar Tomohon dan Langowan. Kedua pasar tersebut menjadi etalase aneka daging hewan liar.

Akhir November lalu, Lientje Rengkuan (57) menjajakan puluhan daging tikus hutan. Dia bilang, tikus yang dijual hanyalah tikus hutan atau kebun berekor putih (Maxomys hellwandii). ”Ekor putih itulah yang membedakan tikus hutan dan tikus rumah,” ujar Lientje yang juga menjual setumpuk daging kelelawar atau paniki.

KOMPAS/RIZA FATHONI Para ibu-ibu menyiapkan bumbu masakan untuk pesta perkawinan di Desa Kayu Uwi, Kawangkoan Barat, Minahasa.
Di lapak lain, pedagang memajang ular piton dengan panjang sekitar 3 meter. Ada juga pedagang yang menjual daging babi hutan dan anjing. Hari itu, menurut Lientje, jenis daging hewan yang diperdagangkan tidak lengkap. ”Kalau mau melihat yang lengkap, datanglah ke pasar ini pada hari Jumat dan Sabtu pagi,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kereta Cepat Whoosh Beroperasi Mulai 2 Oktober, Tiket Mulai Rp 250.000

Kereta Cepat Whoosh Beroperasi Mulai 2 Oktober, Tiket Mulai Rp 250.000

Travel Update
7 Hotel Dekat Terminal Ferry Internasional Harbour Bay

7 Hotel Dekat Terminal Ferry Internasional Harbour Bay

Hotel Story
Hari Batik Nasional 2 Oktober, Apakah Libur? 

Hari Batik Nasional 2 Oktober, Apakah Libur? 

Travel Update
3 Tips Ikut Tur Wisata ke Kampung Tugu, Datang Saat Acara Besar

3 Tips Ikut Tur Wisata ke Kampung Tugu, Datang Saat Acara Besar

Travel Tips
Pengalaman Ikut Tur Wisata Jalan Kaki di Kampung Tugu, Jejak Portugis di Jakarta Utara

Pengalaman Ikut Tur Wisata Jalan Kaki di Kampung Tugu, Jejak Portugis di Jakarta Utara

Jalan Jalan
Sejarah Benteng Martello, Peninggalan Kolonial Belanda di Kepulauan Seribu

Sejarah Benteng Martello, Peninggalan Kolonial Belanda di Kepulauan Seribu

Travel Update
Berkunjung ke Kampung Tugu Jakarta Utara, Bisa Ngapain Aja?

Berkunjung ke Kampung Tugu Jakarta Utara, Bisa Ngapain Aja?

Jalan Jalan
7 Aktivitas di Taman Kyai Langgeng Magelang, Bisa Lihat Tanaman Langka

7 Aktivitas di Taman Kyai Langgeng Magelang, Bisa Lihat Tanaman Langka

Jalan Jalan
Jelang Hari Batik Nasional, Kunjungi 8 Museum Batik di Indonesia

Jelang Hari Batik Nasional, Kunjungi 8 Museum Batik di Indonesia

Jalan Jalan
5 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pilih Tempat yang Pas

5 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pilih Tempat yang Pas

Travel Tips
5 Jenis Tempat Wisata yang Pas Dikunjungi Saat Cuaca Panas

5 Jenis Tempat Wisata yang Pas Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Travel Tips
Asal Usul Nama Lubang Buaya, Lokasi Peristiwa G-30-S Tahun 1965

Asal Usul Nama Lubang Buaya, Lokasi Peristiwa G-30-S Tahun 1965

Jalan Jalan
Antisipasi Antrean Panjang, Ada Buka-Tutup di Gate Masuk KAI Expo 2023

Antisipasi Antrean Panjang, Ada Buka-Tutup di Gate Masuk KAI Expo 2023

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Terkini

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Terkini

Travel Update
3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit dalam KAI Expo 2023, Ada Yogyakarta

3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit dalam KAI Expo 2023, Ada Yogyakarta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com