Sejarawan dan budayawan Minahasa Fendy E W Parengkuan menambahkan, pelatihan keterampilan diajarkan lewat lembaga resmi, seperti lembaga pendidikan dan gereja, hingga ke pelosok desa. Selanjutnya, keterampilan itu diwariskan secara turun temurun hingga generasi sekarang. Tidak mengherankan jika budaya Minahasa sarat pengaruh Eropa, mulai tradisi pesta, pakaian, musik, istilah, hingga kue-kuenya.
Dari Spanyol, lanjut Fendy, orang Minahasa antara lain mendapatkan tari katrili dan panganan panada, yakni semacam pastel berisi ikan cakalang dan sayur. ”Di Spanyol, sampai sekarang makanan itu ada,” kata Fendy.
Dari Belanda, Minahasa mendapatkan klappertaart, brudel, brut goreng, dan sebagainya. Inggris menyumbang aneka resep kukis.
Nenek dan orangtua Sofi Ragian termasuk generasi lama Minahasa yang mendapatkan pelajaran memasak dari orang Belanda yang tersisa di Minahasa di zaman Permesta tahun 1957. ”Mereka mengontrak rumah oma. Jadi, setiap hari, bisa mengajari oma bikin kue,” ujar Sofi.
”Setelah saya jualan klappertaart pada tahun 1988, kue yang sempat tenggelam itu populer lagi,” klaim Sofi.
Kini, klappertaart menjadi salah satu ikon kuliner Minahasa bersama kukis-kukis belanda lainnya. Sadaaaap! (Sonya Hellen Sinombor/Pingkan Elita Dundu/Budi Suwarna)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.