Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombak Tinggi Rote di Ujung Selatan Negeri

Kompas.com - 26/12/2013, 17:32 WIB
NEMBERALA! Nemberala! Nama pantai itu terus terngiang di telinga kami, rombongan wartawan, perwakilan The Nature Conservancy, dan Dewan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pagi-pagi kami menuju ke sana.

Pukul 07.30, kami tiba di Pantai Nemberala, Kabupaten Rote Ndao. Rasa penasaran kami terpenuhi sudah. Nemberala. Nemberala. Inilah rupanya Pantai Nemberala yang disukai para peselancar dunia itu. Pohon kelapa dan lontar mendominasi pesisirnya.

Perjalanan 1,5 jam dari Hotel Tiberias, Rote Tengah, terbayar sudah. Di hadapan kami, awal November itu, terbentang laut biru yang seperti tiada batasnya. Tiga pulau yang terlihat jauh di sana menyadarkan bahwa masih ada batas di cakrawala. Pulau-pulau itu ialah Nuse, Ndo’o, dan Ndao. Ketiga pulau berada di koridor perairan Laut Sawu dan Samudra Hindia.

Gaspar Enga (50), anggota Dewan Konservasi Perairan Provinsi (DKPP) NTT, menunjuk pulau di tengah. ”Saya dengar Pulau Ndo’o sedang dibangun oleh salah seorang cucu Soeharto. Saya tidak yakin soal itu, tetapi banyak yang membicarakannya. Entah untuk dijadikan apa,” ungkapnya gusar.

Pulau Ndo’o yang ditunjuk Gaspar itu diapit oleh Nuse dan Ndao yang keduanya lebih besar daripada Pulau Ndo’o. Pulau Nuse di sebelah timur, sementara Ndao di barat. ”Saya sempat bermalam di Pulau Ndao karena angin kencang. Kapal tak berani berangkat, khawatir terjadi badai,” kisah Gaspar yang ibunya orang Rote, sementara bapaknya dari Flores. ”Orangtua saya bertemu di Kupang. Lahirlah saya di sana,” ujarnya terkekeh.

Rote adalah pulau paling selatan dari jajaran kepulauan Indonesia yang berpenghuni. Satu pulau lain, yakni Ndana, merupakan pulau paling selatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia sebelum masuk ke wilayah perairan Australia. Pulau Ndana tidak berpenghuni.

Untuk bisa melihat pulau tak berpenghuni itu, kami meluncur sekitar 2 kilometer dari Nemberala menuju Pantai Boa. Dari kejauhan terlihat ombak yang bergulung-gulung dengan dua orang timbul tenggelam di antaranya. Mereka, para peselancar, tergila-gila menikmati ombak dengan ketinggian sampai 6 meter!

Dari bibir pantai yang sama, sebuah pulau terlihat dekat. ”Itu Ndana,” ungkap Yos Fanggidae, anggota Forum Adat Leokunak Rote.

Namun, tidak ada apa-apa di Boa. Tak ada tempat penginapan (resor) atau bangunan apa pun yang menandai kawasan itu sebagai tempat wisata. Dari jalan utama yang menghubungkan Nemberala dengan Boa terhampar tanah luas dengan patok-patok yang mengelilinginya.

Fantastis!

Seorang turis dari Australia bernama Sid (55) menyapa kami dengan hangat di Boa. Lelaki yang bekerja di bidang perkapalan itu sudah dua kali datang ke Rote. Kedatangannya yang pertama ialah enam tahun lalu. Rote, menurut dia, kini lebih ramai. Setiap kali datang, ia menginap di Nemberala karena ia punya teman yang memiliki resor pribadi di sana. Sid pun datang ke Rote bersama pasangannya kendati pagi itu ia berselancar sendiri di Boa.

”Aduh! Maaf ya, saya tidak tahan untuk tidak melihatnya. Ah, cantik sekali!” ujarnya tiba-tiba memutus percakapan. Ia menambatkan pandangannya pada gelombang besar yang tiga kali bergulung dan mengangkat tubuh seorang peselancar ke udara, lalu seperti menelannya kembali ke lautan. ”Sayang sekali aku melewatkan yang satu itu,” ungkapnya lagi.

Sid memastikan bahwa ombak di Boa merupakan salah satu yang terbaik di dunia. ”Ini fantastis,” katanya.

Ia memilih Rote karena berbagai pertimbangan. Beberapa kali ia pergi ke Bali, tetapi kecewa karena Bali sudah sangat ramai. Ia menemui ketenangan yang dicarinya di Rote. Ia ingin menikmati selancar tanpa banyak gangguan dari pedagang yang menawarkan ini dan itu.

Oleh karena itu, Sid agak khawatir Rote penuh sampah dan terlalu ramai seperti Bali. Hal tersebut akan mengurangi tantangan di pulau itu. Menurut dia, Rote lebih memerlukan sekolah dan pelayanan kesehatan daripada pembangunan kawasan hiburan besar-besaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com