Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/12/2013, 20:54 WIB
LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Komodo yang ditetapkan sebagai Cagar Biosfer tercatat sudah dikunjungi wisatawan dari 104 negara sejak Januari hingga menjelang akhir 2013.

"Jumlah wisatawan mancanegara tahun 2013 sekitar 60.000 orang dari 104 negara, tahun lalu sekitar 50.000," kata Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Sustyo Iriyono di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (28/12/2013).

Sustyo menyebutkan mereka antara lain berasal dari Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Italia, dan Korea Selatan. Selain merupakan satu di antara 50 taman nasional, Pulau Komodo dan sekitarnya juga kawasan Cagar Biosfer, yaitu situs yang ditunjuk oleh berbagai negara untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.

Sustyo menyebutkan dari kunjungan wisatawan tersebut pihaknya pada 2013 menyetorkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 4,5 miliar. Jumlah tersebut memang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan dana pengelolaan taman nasional itu sekitar Rp 12 miliar yang dipenuhi dari APBN.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Wisatawan asing melintas di Jalan Soekarno-Hatta, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/5/2013). Kota Labuan Bajo semakin berkembang dan telah menjadi destinasi wisata utama di Pulau Flores. Wisata Komodo telah menggerakkan sektor riil di Labuan Bajo.
Menurut Sustyo, pengelolaan taman nasional itu bisa berubah dari "cost center" menjadi "profit center" jika tarif masuk kawasan itu tidak terlalu murah seperti saat ini dan jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat. "Saat ini tarif tiket masuk untuk wisatawan domestik hanya Rp 2.000 dan wisman hanya Rp 20.000," katanya.

Dia juga berharap kesulitan yang menghambat peningkatan jumlah pengunjung dapat dikurangi seperti pembangunan atau perluasan bandara serta tarif penerbangan yang lebih murah.

Mengenai tantangan dalam pengelolaan Taman Nasional dan Cagar Biosfer Komodo, menurut Sustyo, antara lain perburuan liar, praktik penangkapan dengan pengeboman dan kebakaran lahan atau hutan.

"Di kawasan ini ada 40 situs dengan 1.000 jenis ikan dan beragam jenis terumbu karang sehingga ditetapkan menjadi cagar biosfer," katanya.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Satwa endemik Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012). Pulau Rinca merupakan salah satu habitat reptil purba Komodo. Berdasarkan data pada 2010 di pulau ini sendiri terdapat 1.336 ekor Komodo, sedangkan 1.288 ekor di Pulau Komodo, 86 di Pulau Nusa Kode, dan 83 di Pulau Gili Motang.
Komodo merupakan reptil besar dengan panjang rata-rata tiga meter dan berat 100 kilogram yang hanya ada di kawasan Taman Nasional Komodo. "Musim kawin reptil ini pada Juli-Agustus, masa bertelur pada September dan sekali bertelur sebanyak 15-30 butir per ekor, kemudian menetas pada Februari," katanya.

Menurut Sustyo, dari jumlah telur tersebut, yang akan menetas sekitar 80 persen dan yang dapat tumbuh dewasa sekitar 10 persen. Komodo dengan masa hidup rata-rata 30 tahun itu merupakan pemangsa sesama sehingga yang bertahan hanya yang kuat dan produktif.

"Komodo memiliki 35 jenis bakteri di air liurnya sehingga apa pun yang dimakan akan hancur termasuk tulang," kata Sustyo Iriyono.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Jalan Jalan
Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Travel Update
Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Travel Update
6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

Travel Tips
Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Travel Update
9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
4 Tips Berburu Promo di #DiIndonesia Aja Travel Fair 2023, Jangan Buru-buru

4 Tips Berburu Promo di #DiIndonesia Aja Travel Fair 2023, Jangan Buru-buru

Travel Tips
AirAsia Tunda Pindah Penerbangan Domestik ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta

AirAsia Tunda Pindah Penerbangan Domestik ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta

Travel Update
Promo Tiket Pesawat #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, ke Bali Rp 700.000an

Promo Tiket Pesawat #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, ke Bali Rp 700.000an

Travel Update
Harga Glamping Merbabu Park Semarang dan Fasilitasnya

Harga Glamping Merbabu Park Semarang dan Fasilitasnya

Jalan Jalan
Mulai 1 Desember, Masuk Malaysia Wajib Isi Digital Arrival Card

Mulai 1 Desember, Masuk Malaysia Wajib Isi Digital Arrival Card

Travel Update
Aneka Paket Wisata #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, Banda Neira Rp 2,4 Jutaan

Aneka Paket Wisata #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, Banda Neira Rp 2,4 Jutaan

Travel Update
Turis Malaysia Paling Banyak ke Sulawesi Selatan pada Oktober 2023

Turis Malaysia Paling Banyak ke Sulawesi Selatan pada Oktober 2023

Travel Update
6 Aktivitas Wisata di Merbabu Park Semarang, Bisa Glamping

6 Aktivitas Wisata di Merbabu Park Semarang, Bisa Glamping

Hotel Story
Batik Air Terbang Lagi dari Jakarta ke Banyuwangi, Tarif Rp 1,2 Jutaan

Batik Air Terbang Lagi dari Jakarta ke Banyuwangi, Tarif Rp 1,2 Jutaan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com