Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2013, 18:12 WIB

Karena perilaku induk akan ditiru sang anak, harus tidak ada campur tangan manusia. Kondisi kandang dan pakan juga dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya. Dengan demikian, jalak bali akan mudah beradaptasi ketika dilepas kembali ke hutan.

Taman Safari juga tergolong berhasil dalam pengembangbiakan gajah. Penangkaran gajah dimulai sejak tahun 1986 dan kini telah menjadi yang terbesar di dunia. Sebanyak 23 anak gajah telah lahir di kandang Taman Safari.

Menurut Yulius dari Humas Taman Safari, Taman Safari Indonesia, Cisarua, yang memiliki 4.400 ekor satwa dari 288 spesies itu menempati lahan seluas 165 hektar. Taman ini dilengkapi rumah sakit hewan dan ruang perawatan. Kita bisa menengok bayi singa yang dipisahkan dalam kandang sendiri karena ”ditolak” induknya. Juga anak tapir, yang salah satu kakinya buntung karena terkena jebakan babi, berlatih berjalan sambil menunggu pembuatan kaki palsu dari kayu.

Cinta kasih

Cinta kasih dari seluruh petugas di kebun binatang memungkinkan satwa hidup nyaman meskipun terpisah dari habitat aslinya. ”Hewan juga makhluk hidup. Jika kamu memperlakukan mereka semena-mena, sewaktu-waktu mereka bisa menerkammu,” kata Direktur Utama Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) A Tirtodiprojo.

Dengan semangat itu, ia berusaha mengatur pengorganisasian kebun binatang seoptimal mungkin. Penyediaan pakan satwa, misalnya, tidak sembarangan. Bahan makanan satwa diambil dari para peternak dan petani. Sesampainya di Gembira Loka, bahan makanan itu harus disterilkan.

Kesehatan satwa koleksi Gembira Loka sangat dijaga. Setiap pagi, sekitar pukul 09.00, ada empat dokter hewan yang berkeliling ke seluruh kandang untuk melihat keadaan satwa dan berkomunikasi dengan pawang. Apabila ada satwa yang menunjukkan gejala tidak normal, seperti gerakannya lambat, mengeluarkan lendir, dan kotorannya tidak padat, dokter akan segera memeriksa.

”Hewan yang sakit ringan akan mendapatkan perawatan di kandang dua kali sehari, yakni pukul 09.00 dan pukul 14.00. Jika sakit cukup parah, hewan akan dibawa ke tempat karantina hingga kondisinya kembali normal,” tutur dokter hewan Gembira Loka, Noor Fitrianingsih.

Kebun Binatang Surabaya juga berupaya meningkatkan kualitas perawatan untuk satwa miliknya, antara lain dengan memperbaiki tiang kandang. Tiang dibuat tidak tajam agar binatang tidak depresi. Mutu makanan binatang juga diperbaiki. Untuk binatang pemakan daging, seperti harimau, komposisi lemak dikurangi agar berat badan hewan tidak berlebihan sehingga membuat mereka malas dan mudah terkena penyakit.

”Konsep memberi makanan pada binatang itu bukan sisa dari makanan manusia. Paradigma itu salah. Binatang juga memerlukan gizi yang cukup. Ke depannya makanan karnivora akan menggunakan daging kanguru. Selain rendah lemak, juga lebih murah dan gizinya baik,” kata Direktur Operasional Kebun Binatang Surabaya Liang Kaspe.

Dana besar

Biaya perawatan satwa di kebun binatang memang relatif tinggi. Sebagai perbandingan, biaya perawatan hewan di Taman Safari Indonesia setiap bulannya mencapai sekitar Rp 3 miliar, sedangkan di Kebun Binatang Surabaya dan Gembira Loka rata-rata mencapai Rp 400 juta per bulan.

Terkait itu, peneliti khusus mamalia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof Dr Ibnu Maryanto, menilai, sebagian besar kebun binatang di Indonesia kekurangan dana dan tidak mampu menyejahterakan satwa koleksinya karena biaya perawatan yang tinggi. Karena itu, pengelola kebun binatang harus memiliki sponsor pendanaan yang kuat dari pihak swasta ataupun suntikan dana dari pemerintah.

Bagaimanapun, kebun binatang merupakan benteng terakhir perlindungan satwa yang terancam punah. Kebun binatang menjadi harapan satu-satunya ketika habitat asli dari satwa liar tersebut hancur. ”Kita tidak sadar bahwa kebun binatang terkait erat dengan jati diri bangsa, apalagi kita memiliki beragam jenis binatang yang tidak dimiliki bangsa lain,” ujar Ibnu. (ABK/DRI/ESA/ACI/UTI/MYR/WKM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com