"Kita tidak kalah dengan Bali dan beberapa kota lain di Indonesia. Masalahnya, bagaimana upaya ujung tombak untuk menjual pariwisata DIY ini bisa tepat sasaran," sambung Tazbir.
Menurut Tazbir, keanekaragaman wisata budaya DIY sudah diakui banyak daerah di Indonesia. Karena DIY memiliki keunggulan karakteristik yang tidak dimiliki daerah lain seperti: bangunan wisata heritage, Keraton, Sentra Kerajinan, Budaya lokal Batik, Keindahan alam laut dan pegunungan.
"Semua ini menjadi titik penjualan bagi pariwisata DIY untuk bersaing dengan destinasi pariwisata lain di Indonesia," kata Tazbir.
Hal lain yang mendesak dilakukan dalam pembangunan pariwisata DIY adalah menjalin koordinasi dan komunikasi dengan pemangku kepentingan pariwisata daerah ini termasuk pelaku jasa pariwisata lain seperti: PHRI, HPI, ASITA maupun kalangan perguruan tinggi. "Ini penting karena pariwisata tidak bisa jalan sendiri, harus saling dukung dan sinergi," kata Tazbir.
Tentunya, lanjut Tazbir, semua itu tidak lepas dari kapasitas dan kualitas SDM dan masyarakat pelaku pariwisata DIY untuk memiliki sense of tourism. "Bagaimana upaya pembangunan pariwisata DIY ke depan bisa lebih maju, nyaman dan lebih cerdas lagi," kata Tazbir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.