Musi Triboatton 2013 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 16-22 November membawa sekitar 150 peserta dalam dan luar negeri serta serombongan wartawan menyusuri sungai bersejarah itu dari hulu ke hilir. Sekitar 500 kilometer ditempuh melintasi lima kabupaten dan kota di Sumatera Selatan (Sumsel), Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan berakhir di Kota Palembang.
Di tengah eksotika kehidupan dan kemeriahan pesta-pesta rakyat yang digelar untuk menyambut Musi Triboatton, kerusakan lingkungan sungai terpanjang di Sumatera itu terlihat di sana-sini.
Perjalanan dimulai dari hulu Musi di Desa Tanjung Raya, Kabupaten Empat Lawang, yang terletak di lembah Bukit Barisan. Dari sana, kerusakan lingkungan sudah mulai tampak. Lereng-lereng bukit telah banyak beralih fungsi menjadi hamparan perkebunan kelapa sawit.
Warga Tanjung Raya, Hasan Basri (57), menuturkan, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit marak di kawasan itu selama dua tahun terakhir. Sebagian besar perkebunan milik perusahaan asal Malaysia.
Warga menjual lahan dengan murah. Hasan, misalnya, baru saja menjual 1 hektar lahannya seharga Rp 14 juta saja. Dulunya lahan yang ia warisi turun-temurun tak jauh dari tepian Musi itu ia biarkan liar serupa hutan. Di sana, ia hanya menanam lada yang dirambatkan pada pepohonan yang tumbuh liar. Sesekali ia juga mengambil madu hutan dari sana.
Hasan mengaku terpaksa menjual lahan karena terdesak biaya sekolah anak. Penjualan lahan ini juga banyak dilakukan warga desa sekitar lainnya dengan alasan sama.
”Ada juga warga yang sebenarnya tak mau jual. Namun, perusahaan menggunakan warga sini, tetangga, bahkan anaknya sendiri untuk membujuk sehingga akhirnya lahan terjual juga,” ujar bapak dua anak yang kini hanya menggantungkan nafkah pada warung kopinya itu.
Kepala Divisi Pengorganisasian dan Pendidikan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel Hadi Jatmiko mengatakan, selain meningkatkan laju erosi, perkebunan sawit di sekitar sungai juga rentan mencemari. Pupuk dan pembasmi hama di perkebunan sawit mudah mengalir ke sungai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.