Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Falsafah Budaya Jawa di Kerimbunan Ullen Sentalu

Kompas.com - 05/01/2014, 19:39 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com - Bangunan itu menyerupai kastil. Bebatuan besar mendominasi dinding depan bangunan. Rerimbunan pohon menelungkupi pintu masuk. Memberikan hawa rindang, sejuk namun terkesan magis.

Pintu masuk layaknya gua batu dengan dikelilingi ranting pepohonan. Diberikan plang di atasnya bertuliskan "Ullen Sentalu: Museum Seni dan Budaya Jawa".  Tepat di bawahnya diberikan kursi untuk pengunjung yang mengantre masuk.

Ya, ini adalah Museum Ullen Sentalu. Berlokasi di lereng Gunung Merapi. Maka tak heran jika hawa di sekitar sini cenderung sejuk meski matahari tepat di atas kepala. Sebagian bangunan museum juga dikelilingi dengan pepohonan lebat, salah satu yang menambah kesejukan.

Setelah membeli tiket masuk, pengunjung tidak bisa seenaknya masuk ke dalam museum. Melainkan mengantre giliran karena harus diantar oleh pemandu. Jumlah masuk per kunjungan diantar oleh pemandu pun dibatasi.

Hal ini karena tiap koleksi di dalam museum tidak diberikan label penjelasan layaknya di museum kebanyakan. Maka dilakukan cara lebih interaktif kepada pengunjung yakni melalui penjelasan oleh pemandu.

Begitu masuk ke dalam museum, akan mendapati sebuah lorong menurun dengan tangga-tangga batu, menyerupai Goa Selo Giri. Dari sini adalah tempat memulai menelusuri ruang-ruang lain yang ada di dalamnya.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Pintu masuk Ullen Sentalu.
Untuk diingat, saat berada di dalam ruangan koleksi tidak boleh memotret. Nantinya pemandu pun akan memberi arahan lokasi mana saja yang diperbolehkan mengambil gambar.

Koleksi museum mencakup peninggalan Dinasti Mataram yang kemudian pecah menjadi empat pemerintahan, Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Pakualam, dan Mangkunegaran.

Di antara ruangan koleksinya ada ruangan khusus gamelan yang memamerkan seperangkat gamelan hibah dari pangeran Kasultanan Yogyakarta. Selain itu juga ada ruangan khusus untuk dua putri keturunan Dinasti Mataram, yaitu Gusti Nurul Koesoemawardhani dan Tineke.

Gusti Nurul adalah keturunan Mangkunegaran, putri tercantik dari silsilah keluarga dinasti Mataram. Di sana terpajang foto-fotonya selagi ia anak-anak, menginjang usia remaja hingga dewasa. Sedangkan di ruang Tineke disebut Bilik Syair Tineke. Di sana akan dijumpai syair buatannya yang ditulis dalam dua bahasa, Belanda dan Indonesia.

Ruang koleksi di dalam museum sangat banyak jumlahnya. Namun di Ruang Sasana Sekar Bawana pengunjung bisa beristirahat dengan disediakan minuman Jamu Ratu Mas. Minuman seperti wedang jahe dengan rasa asam manis, hangat di tenggorokan. Konon percaya atau tidak, minuman ini bisa membuat awet muda.

Di ruangan ini juga ditampilkan detil pakaian adat pengantin wanita Jawa. Pengunjung juga diperbolehkan memotret.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Taman di Museum Ullen Sentalu.
Museum Ullen Sentalu dikelola oleh swasta dibawah Yayasan Ulating Blencong. Peresmian museum pada tanggal 1 Maret 1997 oleh KGPPA Paku Alam VIII, Gubernur Yogyakarta saat itu.

Nama Ullen Sentalu diambil dari pepatah "Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku" yang berarti "Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan". Blencong mengacu pada lampu minyak yang menerangi pertunjukan wayang kulit.

Lokasi museum berada di Jalan Boyong Taman Wisata Kaliurang, Yogyakarta. Jam buka adalah hari Selasa sampai Minggu pukul 09.00 - 16.00. Tarif tiket masuk yang diberikan untuk pengunjung dewasa adalah Rp 30.000 dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk pengunjung mancanegara dikenakan tarif sebesar Rp 50.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com