"Ada banyak sekali wayang. Kami tidak hanya memamerkan wayang kulit," kata pegiat Komplotan Bocah Wayang (Koboy) Sobokarti Semarang, Kusri Handoyo saat pembukaan pameran di Semarang, Jawa Tengah, Senin (6/1/2014).
Pada pameran yang bertajuk "Pusaka Negeri" itu, terpajang apik beragam jenis wayang, mulai dari wayang kulit, golek, ukir, potehi, hingga wayang dengan genre baru, yakni wayang batik.
Masing-masing jenis wayang, lanjut Kusri, yang juga penggagas pameran itu, setidaknya menyajikan tujuh hingga delapan wayang dengan masing-masing penokohan hasil kreasi para seniman muda.
Menurut Kusri, wayang-wayang yang dipamerkan tersebut memang didominasi dari kalangan seniman Sobokarti, tetapi ada pula seniman luar kota, seperti Yogyakarta yang menampilkan wayang ukir.
Dalam pameran itu, ditampilkan pula museum wayang mini yang menunjukkan proses pembuatan wayang, dimulai pembentukan desain, "tatah" (dibentuk), "sungging" (diberi warna) dan diapit (dijepit kayu).
"Alat yang dipakai untuk mengapit wayang juga dipamerkan, yakni tanduk kerbau. Kami sebenarnya ingin mengedukasi kalangan muda tentang wayang sebagai budaya bangsa yang luhur ini," katanya.
Namun, sambung Kusri, tentu dengan "rasa" anak muda sehingga secara diharapkan bisa mengubah pola pikir masyarakat, terutama generasi muda agar mau belajar tentang wayang dan bisa mencintai budayanya.
"Tak hanya wayang, kami juga menampilkan keris. Harapan kami, masyarakat, terutama generasi muda tidak gagap lagi dengan kesenian klasik yang luhur. Paradigma anak-anak muda harus diubah," katanya.
"Satu lagi yang lebih kreatif, kami padu padankan wayang dengan teknologi digital. Wayang dibuat dengan desain lewat program Corel, kemudian dianimasikan. Ya, yang masih susah memang animasinya," katanya.
Selain melalui pameran, Koboy Sobokarti sebenarnya juga aktif mengedukasi wayang di kalangan siswa dengan menyasar beberapa sekolah dasar (SD). Program edukasi tersebut sudah berlangsung selama tiga bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.