Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelezatan di Balik Tulang

Kompas.com - 08/01/2014, 08:58 WIB

Kisah tentang RM Sop Kikil Andi Makmur bermula di sebuah gubuk. Andi Rahim menceritakan, ayahnya, Andi Makmur, sering ke Jakarta dan Surabaya. Di dua kota besar itu, Andi Makmur sering makan sop kikil. ”Dari situ bapak punya ide jualan sop kikil untuk menambah keuangan keluarga. Maklum, waktu itu bapak hanya seorang PNS. Gaji sebagai PNS tidak cukup untuk membiayai 10 anaknya,” tutur Andi Rahim.

Ide itu ditangkap istri Andi Makmur, Nuripah. Ia pun meracik sop kikil dan menjajakannya di sebuah gubuk di tepi jalan sekitar 20 meter dari rumah. Ternyata sop kikil racikan Nuripah disukai banyak orang. Hanya dalam waktu tiga tahun, usaha itu berkembang. Sejak saat itu, Andi Makmur menanggalkan statusnya sebagai PNS dan fokus berbisnis sop kikil.

”Warung pun kami pindah ke dalam rumah agar bisa menampung lebih banyak pelanggan,” kata Andi Rahim. Warung tersebut berada di paviliun rumah Andi Makmur yang cukup luas. Dalam satu waktu, ruang makan warung tersebut bisa menampung sekitar 30 orang.

Tahun 2005, Andi Makmur meninggal. Usaha sop kikil selanjutnya dipegang Andi Rahim. ”Yang memasak tetap ibu saya meski saya juga sudah bisa memasak sop. Makanya rasanya tidak berubah sampai sekarang,” ujar Andi Rahim yang mengubur dalam-dalam cita-citanya menjadi PNS demi menjalankan bisnis keluarga itu.

Meski permintaan dari pelanggan terus melonjak, Andi Rahim tidak berniat membuka cabang RM Sop Kikil Andi Makmur. ”Satu warung saja kami sudah kerepotan. Persoalannya, pasokan kaki sapi tidak selalu lancar,” kata Andi Rahim.

Ia mengaku memerlukan 70-an kaki sapi sehari. Nyatanya, pasokan kaki sapi dari beberapa pedagang hanya 20-an buah. ”Kalau mau asal ambil kaki bisa saja, tapi bagaimana kalau yang disetor kaki kuda?” kata Andi Rahim, tertawa. (Budi Suwarna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com