Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aeng Tong Tong, Desa Perajin Keris di Madura

Kompas.com - 13/01/2014, 10:31 WIB
KOMPAS.com - Madura dikenal menyimpan kekayaan budaya yang sangat menawan. Selama berabad-abad Madura telah menjadi daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900–1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa Timur sehingga ada banyak peninggalan sisa kekuasaan kerajaan dan keraton di sini.

Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Madura adalah mahakarya keris yang dibuat di Desa Aeng Tong Tong di Sumenep. Di tempat inilah penduduk satu desa membuat keris berkualitas. dan hampir keseluruhan penduduk desa Aeng Tong Tong ini menjadi mpu pembuat keris.

Desa inilah yang masih bertahan mempertahankan budaya sejak zaman Kerajaan Sumenep. Dahulu para raja Madura mempercayakan pembuatan keris dan senjata untuk prajurit Kerajaan Sumenep dari desa ini. Desa Aeng Tong Tong dipercaya sebagai daerah asal para mpu keris pada zaman kejayaan Kerajaan Sumenep.

BARRY KUSUMA Pembuatan keris di Desa Aeng Tongtong, Sumenep, Madura, Jatim.
Desa Aeng Tong Tong sendiri mempunyai arti khusus. "Aeng" berarti air dan "Tong Tong" berarti jinjing. Maksudnya masyarakat desa yang selalu menjinjing air dari luar desa. Nama desa ini menggambarkan betapa sulitnya mencari sumber air di desa mereka yang terlihat kering.

Penduduk desa sangat susah mencari air untuk pertanian. Jangan heran kalau usaha pertanian di sini hanyalah pekerjaan sampingan.

Pekerjaan utama kehidupan masyarakat Desa Aeng Tong Tong justru membuat keris. Bunyi keras denting logam yang ditempa, suara besi yang sedang di gerinda, membuat dentingan besi membahana di setiap sudut Desa Aeng Tong Tong.

Banyak faktor yang membuat sebuah keris menjadi mahal, di antaranya adalah bahan baku besi yang berkualitas, lama waktu pengerjaan, desain yang rumit, ukiran yang terdapat di keris tersebut, dan keris pesanan khusus.

BARRY KUSUMA Keris yang dibuat di Desa Aeng Tongtong, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Untuk membuat sebilah keris dengan ukuran standar dibutuhkan setengah kilogram hingga satu kilogram besi. Sedangkan keris yang telah mengandung pamor ini dijual dengan harga bervariasi tergantung pad pamor dan modelnya. Harganya mulai dari Rp 400 ribu hingga Rp 4 juta untuk sebilah keris. Ini belum termasuk rangka dan pegangan kerisnya lho.

Sewaktu di sana saya jumpai keris yang mempunyai pamor dan luk yang menawan, ada juga yang dilapisi emas dan ukiran kayu yang sangat berseni tinggi.

Konon dari sebuah keris seseorang bisa mempunyai kekuatan atau kharisma maupun kedamaian, perlindungan, atau kepercayaan diri. Untuk keris seperti ini merupakan keris pesanan khusus. Untuk membuat keris tersebut, ada cara dan syarat khusus yang harus dipenuhi seorang mpu keris.

Untuk memenuhi pesanan keris yang bertuah, Si Mpu keris biasanya melakukan ritual khusus atau puasa selama 3 sampai 7 hari. Pengerjaannya pun harus memilih hari baik tertentu berdasarkan hari lahir sang pemesan keris.

BARRY KUSUMA Keris yang dibuat di Desa Aeng Tongtong, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Ternyata membuat sebilah keris membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang. Sentuhan seni tangan-tangan berbakat mpu keris dari Desa Aeng Tong Tong menjadi sebuah bukti bahwa mahakarya warisan leluhur masih dihargai dan terus bertahan hingga kini.

Menuju Madura

Transportasi menuju Madura dari Surabaya sangat mudah. Jarak Surabaya-Madura memang sangat dekat. Apalagi kini sudah ada Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Madura dengan Jawa Timur.

Anda bisa menggunakan kendaraan umum maupun pribadi ke Kota Sumenep Madura yang memakan waktu perjalanan darat 4-5 jam tergantung cuaca. Dari Kota Sumenep menuju ke Desa Aeng Tong Tong ini hanya 30-45 menit dari Kota Sumenep. (BARRY KUSUMA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com