Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Segera Operasikan Bus Wisata Gratis

Kompas.com - 15/01/2014, 17:26 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah DKI Jakarta segera mengoperasikan bus wisata gratis yang menghubungkan obyek-obyek wisata di dalam kota. Pada Selasa (14/1/2014), lima bus tingkat yang dipesan dari China tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pengoperasiannya diharapkan menambah daya tarik wisatawan datang ke Ibu Kota.

Bus tingkat ini didesain khusus untuk tujuan wisata. Warnanya hijau muda dan ungu dengan gambar khas Ibu Kota Jakarta, seperti ondel-ondel dan Monumen Nasional (Monas).

Ada 20 tempat duduk di lantai bawah dan 40 tempat duduk di lantai atas. Bus berkaca lebar yang memiliki panjang 11,3 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter itu dilengkapi kursi khusus difabel.

Setelah melalui pengawasan Bea dan Cukai, bus direncanakan melakukan sejumlah rangkaian pengujian untuk mendapatkan sertifikat laik jalan dari Kementerian Perhubungan. Sebelum proses itu, bus akan diparkir di pul PPD Cawang, Jakarta Timur.

Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganggarkan Rp 15 miliar untuk lima bus tersebut. Tahun ini pihaknya mengusulkan penambahan 20 bus. Selain dari APBD DKI Jakarta, sumber pendanaan juga dibuka untuk kalangan swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Rute bus berupa lintasan yang menghubungkan obyek wisata di dalam kota. Sejauh ini belum ada rute final, tetapi beberapa yang diusulkan antara lain Bundaran HI-Tanah Abang (melalui Museum Tekstil)-Monas, Monas-Kota Tua, dan Blok M-Monas.

Bus akan terus berputar di koridor yang ditetapkan setidaknya mulai pukul 07.00-08.00 hingga 19.00-21.00. Bus wisata tidak akan memakai jalur transjakarta yang ada saat ini.

Dinas Pariwisata DKI Jakarta bertanggung jawab atas pengoperasian bus wisata gratis ini. Namun, pihak ketiga akan dipilih untuk mengoperasikan bus, termasuk kerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia untuk melayani wisatawan.

”Ada delapan koridor bus wisata yang direncanakan dan idealnya ada 15 bus untuk setiap koridor. Namun, kami akan menyesuaikan dengan jumlah bus yang ada terlebih dulu,” ujarnya.

Produksi China

Pada tahap awal, lima bus tingkat didatangkan perusahaan pemenang tender, yakni PT Putri Asih, dari China. Selain harga yang dinilai layak, kualitasnya juga dinilai lebih baik daripada produksi dalam negeri.

”Bus bisa saja buatan dalam negeri. Pengadaannya melalui tender terbuka secara elektronik sehingga siapa saja bisa ikut untuk berkompetisi menjadi pemasok bus,” lanjut Arie.

Bimo Wicaksono, Manajer Pemasaran PT Putri Asih, menambahkan, bus tingkat ini dipesan dari perusahaan asal Australia, BCI, yang memiliki pabrik di Xiamen, China. Mayoritas komponennya diproduksi China, seperti mesin merek Wechai. ”Menurut kami, bus ini memenuhi standar keamanan, sasis, tenaga mesin, emisi, dan kekuatan bodi yang baik. Sejumlah indikator itu akan diuji di Kementerian Perhubungan,” kata Bimo.

”Sejumlah karoseri dalam negeri sebenarnya bisa merakit bus seperti ini, tetapi mutu dan daya tahan sasisnya beda. Bus serupa telah dipakai di London, Singapura, dan beberapa kota di Eropa,” ujarnya.

Perwakilan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rudi Saptari, menambahkan, uji kelaikan jalan biasanya memakan waktu beberapa hari saja. Oleh karena itu, bus diharapkan bisa beroperasi pada akhir bulan ini.

”Sejumlah instansi terkait akan rapat dalam waktu dekat untuk menyiapkan rutenya, termasuk kondisi jalan, tiang lampu dan rambu, serta pohon di sepanjang jalur karena bus ini relatif tinggi,” kata Rudi. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com