Persiapan Tahun Baru China di Hongkong

Pemerintah Hongkong tak mau menyia-nyiakan momen tahun ini untuk menarik wisatawan asing sebanyak-banyaknya ke bekas kolonial Inggris tersebut. Berbagai festival digelar, mulai dari opera atau teater, hingga pertunjukan seni dari para seniman Hongkong. Semua dalam satu kemasan bernama Hongkong Art and Culture.

Misalnya saja West Kowloon Bamboo Theatre, yang pembukaannya sudah berlangsung pada Jumat (17/1/2014) malam. Acara tahunan ini terus dikemas dengan ciamik setiap tahunnya. Dan lokasinya pun dipilih cukup strategis. Sesuai dengan namanya, West Kowloon Bamboo Theatre semuanya terbuat dari bambu. Di dalam bangunan yang terbuat dari bambu tersebut, ada pergelaran teater para seniman ternama Hongkong.

Selain pertunjukan, yang menjadi daya pikat tersendiri adalah bangunan bambu tempat pergelaran tersebut berlangsung. Diperlukan waktu empat bulan untuk menyiapkan bangunan tidak permanen tersebut di atas lahan 40 hektar, sejak September 2013 lalu. Dana yang dikeluarkan mencapai 1 juta dollar Hongkong untuk membangunan bangunan tak permanen tersebut, atau sekitar Rp 1,5 miliar.

Dibuat layaknya rumah panggung, lantai bangunan bambu tersebut terbuat dari papan yang disusun rapat. Ketika berjalan di atasnya, akan terdengar suara krenyet-krenyet, seperti kita berjalan di atas papan. Meski begitu, lantai tersebut mampu menahan bebas sekitar dua ratusan penonton.

Untuk menyaksikan opera di dalamnya, setiap penonton dikenakan 200 - 280 dollar Hongkong, atau sekitar Rp 310.000 hingga Rp 434.000 (kurs 1 dollar Hongkong = Rp 1.550). Bagi masyarakat Hongkong, harga tersebut tidak mahal, mengingat mereka merupakan bagian tradisi nenek moyang mereka, yang merupakan pecinta pertunjukan tersebut sejak dulu.

Dan West Kowloon Bamboo Theatre hanya berlangsung selama dua bulan saja, sejak acara pembukaan kemarin. West Kowloon Bamboo Theatre hanya satu dari puluhan acara pada Hong Kong Art and Culture. Masih banyak festival lainnya. Di kawasan Santin, New Territories, para seniman diberi ruang untuk menunjukkan berbagai karya seninya, seperti lukisan dan patung.

Para seniman dan hasil karyanya "tersembunyi" dalam gedung-gedung, yang tak tampak kasat mata, yang tepat berada di Wah Luen Industrial Centre. Hanya spanduk berukuran 20 x 50 cm persegi bertuliskan "Fotanian Open Studios 2014" tersebar di kawasan tersebut, sebagai penanda keberadaan studio seniman tersebut.

Untuk melihat hasil karya seni mereka, wartawan Kompas.com dan rombongan harus diantar oleh perwakilan dari Hong Kong Art and Culture. Beberapa turis juga diantar oleh para pemandu wisata mereka untuk melihat karya seni dari artis-artis Hongkong tersebut. Tak kalah serunya adalah berbagai hiasan menjelang Imlek di setiap pasar, pertokoan, maupun pusat perbelanjaan. Berbagai ornamen seperti lampion menjadi pemandangan biasa.

Khusus di pusat perbelanjaan, seperti Langham Place Shipping Mall, hiasan Imlek lebih meriah dengan patung kuda poni berwarna merah di lobinya. Banyak pengunjung yang berfoto di depan patung setinggi sekitar 10 meter tersebut.

Tentu saja, seperti di Jakarta, sale ada di berbagai toko-toko ternama. Sama seperti warga Jakarta juga, penduduk Hongkong tidak menyia-nyiakan kesempatan belanja ini. Mal menengah ke atas ini penuh dengan para pemburu diskon. Tak kalah ramainya adalah pasar kembang di Mong Kok. Pasar ini terletak di Flower Market Road, dekat stasiun Mong Kok. Banyak warga Hongkong datang ke sini untuk membeli bunga, seperti warga Jakarta ke Pasar Kembang di Kemanggisan, pada saat hari raya.

Mendekati Tahun Baru China pada 31 Januari 2014, seminggu sebelumnya, pembeli akan semakin berjubel. Jalan pun biasanya tertutup untuk kendaraan, saking penuhnya pasar tersebut. Semua antusias menyambut tahun baru, demi mendapatkan kehidupan lebih baik lagi. Panjang umur, kesehatan, tentu saja kesejahteraan. Selamat menyambut tahun baru China, Gong Xi Fa Chai....