Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Museum Sang Legenda Kung Fu

Kompas.com - 20/01/2014, 13:52 WIB
SIAPA yang tak kenal Bruce Lee? Jagoan kung fu sekaligus aktor film laga ini populer pada era 1960 sampai 1970-an. Mengenang 40 tahun kepergian sang legenda, Bruce Lee diabadikan di Hongkong Heritage Museum dengan tema ”Bruce Lee: Kung Fu, Art, Life”. Di museum ini, Bruce Lee hidup kembali lewat warisan-warisannya.

Hongkong Heritage Museum terletak di 1 Man Lam Road, Sha Tin, Hongkong. Museum ini dibuka sejak pukul 10.00 sampai 19.00 waktu setempat. Tarif masuk ke museum ini 10 dollar Hongkong (HKD) untuk dewasa, 5 HKD untuk murid sekolah atau orang tua di atas 60 tahun, atau 7 HKD bagi pengunjung berkelompok lebih dari 20 orang. Dengan kurs 1 HKD setara Rp 1.600, rasanya tidak terlalu mahal untuk menikmati koleksi di dalam museum megah ini.

Sejak 20 Juli 2013, museum budaya ini menampilkan warisan dan segala hal tentang Bruce Lee sebagai penghargaan untuk mengenang 40 tahun kepergian sang legenda. Di latar utama di dalam bangunan museum juga didirikan patung Bruce Lee terbuat dari perunggu setinggi 3,5 meter. Museum ini terdiri dari tiga lantai berisi 600 lebih benda-benda milik Bruce Lee atau yang berkaitan dengan sang legenda kung fu tersebut.

”Koleksi benda ini berasal dari pinjaman keluarga Bruce Lee atau milik kolektor. Benda-benda tersebut akan dipamerkan selama lima tahun ke depan sampai 2018. Setelah itu, akan dikembalikan lagi kepada pemiliknya,” ujar Lam Yim To, petugas museum.

Sayangnya, pengunjung dilarang memotret atau merekam dengan video. Pengambilan gambar hanya diizinkan di latar utama dalam museum atau di depan patung Bruce Lee. Setiap ruangan selalu dijaga petugas keamanan. Belum lagi kamera pengintai yang tersebar di berbagai sudut ruangan. Berdasar aturan tertulis di museum, pengunjung yang memotret atau merekam video atau mencorat-coret museum akan diusir keluar.

Perfeksionis

Di museum ini, pengunjung bisa menyaksikan segala koleksi yang terkait dengan Bruce Lee. Koleksi itu antara lain berupa baju, sepatu, alat-alat yang dipakai Bruce Lee untuk berlatih kung fu, koleksi buku bacaan sang legenda, atau surat-surat dan catatan pribadi Bruce Lee. Di beberapa ruangan terpasang layar yang memutar kembali adegan laga yang diperankan Bruce Lee dalam film.

Selain itu, pengunjung juga dapat melihat koleksi foto Bruce Lee sejak ia masih kanak-kanak. Foto Bruce Lee saat memenangi kejuaraan dansa chacha pun ada. Kontras dengan foto lain saat ia memperagakan gerakan kung fu, Bruce Lee tampak gemulai dengan senyum lebar saat berdansa chacha. Foto lain yang fenomenal adalah saat Bruce Lee melakukan gerakan push-up dengan satu tangan di mana berat badannya hanya bertumpu pada jari telunjuk dan jempol.

Ada pula surat-surat Bruce Lee yang ditujukan kepada rekannya. Selain itu, tulisan tangan Bruce Lee tentang urutan dan teknik dansa chacha juga dipamerkan. Yang lainnya adalah catatan urutan skrip sebuah film yang ia bintangi. Beberapa catatan lainya adalah tulisan pribadi Bruce Lee tentang filsafat hidup. Dari beberapa catatan tangan Bruce Lee terlihat dia adalah pribadi yang teliti dan perfeksionis.

Tak hanya rajin menulis dalam banyak catatan, Bruce Lee juga menggambar gerakan-gerakan bela diri aliran jeet kune do ciptaannya. Teknik bertarung ia gambar secara sederhana dengan coretan pensil. Ada pula gambar anatomi manusia beserta titik-titik tertentu di dalam tubuh yang ditulis dengan huruf China.

”Bruce Lee adalah sosok pekerja keras dan totalitas terhadap apa yang ia kerjakan. Museum ini adalah bentuk penghormatan dan kebanggaan masyarakat Hongkong terhadap sang legenda,” ujar Ivan Casagrande Momot, pengunjung Hongkong Heritage Museum asal Indonesia.

Dipenuhi legenda

Gerakan bela diri yang diperagakan Bruce Lee mengandalkan kecepatan dan kekuatan. Bruce Lee juga sohor dengan pukulan yang disebut one inch punch, yaitu memukul sasaran dari jarak sekitar 1 inci atau 2,5 sentimeter saja. Yang populer dan masih bisa disaksikan di situs Youtube adalah saat Bruce Lee memukul atlet bela diri dalam sebuah turnamen karate dari jarak 1 inci. Pukulan tangan kanannya mampu mengempaskan lawannya meski bertubuh lebih besar.

Sampai kini, kematian sang legenda masih diselimuti misteri. Ada yang menyebut jika ia mati oleh seorang pendekar Shaolin yang marah karena Bruce Lee mengajarkan kung fu ke dunia Barat. Ada pula yang mengatakan ia meninggal disebabkan latihan fisik yang teramat keras. Yang pasti, Bruce Lee wafat dalam usia muda di saat kariernya berada di puncak, yakni 32 tahun.

Salah satu warisan Bruce Lee yang diabadikan di museum tersebut adalah perkataannya tentang keabadian. Ia berkata, ”The key to immortality is first, living a life worth remembering. Kunci menuju kehidupan abadi adalah, yang pertama-tama, menjalani kehidupan yang pantas dikenang.” (Aris Prasetyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com