Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Betang Rusak

Kompas.com - 21/01/2014, 09:23 WIB
PALANGKARAYA, KOMPAS — Rumah Betang khas Dayak di Universitas Palangkaraya yang difungsikan sebagai tempat latihan tari tidak terawat. Perlengkapan tari dan peralatan musik pun terancam rusak.

”Sudah lama rumah ini tidak direnovasi. Sejak saya kuliah 2001 belum pernah ada perbaikan,” kata Koordinator Sanggar Tunjung Nyaho Charlie R Nahan, pekan lalu, di Palangkaraya.

Dari pengamatan Kompas, rumah Betang yang ada di antara GOR-Seni (Gedung Olahraga dan Seni) dan Gedung Fakultas Ekonomi itu rusak pada atap dan langit-langit. Langit-langit berlubang serta penuh bekas rembesan air hujan.

Kayu-kayu sandaran yang mengelilingi rumah Betang hampir lepas. Lantai dari kayu ulin basah akibat kena bocoran hujan.

Menurut Charlie, rumah Betang itu menjadi tempat mahasiswa berlatih tari dan kegiatan pramuka. ”Selain mahasiswa, rumah ini dipakai berlatih tari anggota sanggar dari usia kanak- kanak hingga dewasa,” ujar Charlie. Minggu sore, ada 13 remaja berlatih tari sambil menghindari lantai yang tergenang air.

Rumah Betang memiliki dua buah pendopo yang masing-masing berukuran 10 x 12 meter persegi di depan dan belakang. Di bagian tengah, ada ruang sekretariat Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kodya Palangkaraya Gudep 19-20 Tunjung Nyaho. Ada pula gudang peralatan musik, gudang perlengkapan tarian khas Dayak, dapur, dan toilet yang berkerak dan pecah ubinnya.

”Rumah ini perlu diperbaiki agar kokoh lagi, terutama di bagian atap, supaya tidak terjadi korsleting pada instalasi listrik. Kami tidak berani memperbaiki atap karena tinggi sekali,” kata Charlie.

Rektor Universitas Palangkaraya Ferdinand menyampaikan, pihak Rektorat akan mengupayakan dana dari revisi daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) untuk perbaikan rumah Betang tersebut.

”Rumah itu sudah miring dan perlu segera direnovasi. Kami akan mengusahakan perbaikan pada Juli-Agustus 2014 dengan anggaran Rp 200 juta, agar kegiatan seni dan budaya makin berkembang,” kata Ferdinand. (DKA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com