Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2014, 15:37 WIB
MATARAM, KOMPAS — Museum Negeri Nusa Tenggara Barat di Mataram mempunyai daya tarik utama koleksi naskah lontarnya yang sangat beragam. Museum yang didirikan 23 Januari 1982 atau 31 tahun silam ini memiliki 7.444 koleksi dan 1.361 koleksi di antaranya berupa 416 judul naskah lama berbahan baku daun lontar dan kertas.

Kepala Museum Negeri NTB M Fauzal, Sabtu (25/1/2014), mengatakan, naskah lama tersebut, antara lain, tentang sastra, agama, sejarah, hukum, pemerintahan, pengobatan, adat istiadat, filsafat, dan astronomi. Sebagian besar naskah ditulis menggunakan aksara Jawa Kuno, Jawa, Bali, dan Jejawan (adaptasi/turunan aksara Jawa dan Bali), Arab, serta Arab Melayu. Adapun bahasa yang digunakan, antara lain, adalah Jawa Madya, Melayu, Sasak, Bima, dan Bugis.

”Dari aksara dan bahasa itulah terlihat perkembangan budaya tulis di Nusa Tenggara Barat yang dipengaruhi budaya luar,” kata Fauzal.

Pengaruh luar itu, berdasarkan telusur pustaka, terlihat pada naskah Indarjaya Sasak, Lombok, yang kemungkinan disadur dari cerita Bagenda Seh Merdam (Jawa). Ini merujuk pada tradisi penulisan dan teksnya yang dibangun dengan sistem macapat Jawa, seperti guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra.

Di Lombok, ada enam tambang/pupuh yang dipakai membangun teks naskah: asmarandana, sinom, maskumambang, durma, pangkur, dan dangdanggula atau sama dengan tradisi penulisan naskah Jawa.

Keberadaan naskah itu juga menggambarkan kreativitas masyarakat Lombok masa lalu menyadur naskah dari Jawa dan Bali, lalu menulisnya sesuai kandungan lokal saat itu, terutama naskah tentang agama Islam.

Fauzal mengatakan, untuk meningkatkan kunjungan ke museum, pihaknya mencanangkan program ”Ayo ke Museum”. Melalui program itu, diharapkan jumlah kunjungan ke museum meningkat dari 30.000 per tahun, saat ini menjadi 100.000 pengunjung pada 2014.

Diterjemahkan

Kepala Dinas Pariwisata NTB, M Nasir, mengatakan, upaya meningkatkan kunjungan ke museum bukan hanya masyarakat lokal yang menjadi sasarannya. ”Wisatawan mancanegara juga kami ajak ke museum. Sebab, melalui museum bisa diketahui aspek historis dan peradaban bangsa Indonesia,” kata Nasir.

Khusus untuk masyarakat lokal, kata Nasir, pihaknya sudah menerjemahkan 18 naskah kuno ke huruf latin dan bahasa Indonesia agar mudah dipahami. Naskah-naskah itu, antara lain, adalah Indarjaya, Cilinaya, Nabi Haparas, Rare Sigar, Joarsah, Puspakerma, Kertanah, Dajal, Babad Praya, Babad Sakra, Kotaragama, Jatiswara, Cupak Gurantang dan Doyan Neda. (RUL)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

7 Penginapan Murah di Lembah Harau, Mulai Rp 200.000-an Per Malam 

7 Penginapan Murah di Lembah Harau, Mulai Rp 200.000-an Per Malam 

Hotel Story
Okupansi Hotel di Mandalika Jelang MotoGP 2023 Capai 95 Persen

Okupansi Hotel di Mandalika Jelang MotoGP 2023 Capai 95 Persen

Hotel Story
Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di TN Baluran Capai 88,66 Hektar

Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di TN Baluran Capai 88,66 Hektar

Travel Update
Tren Wisata ke Gunung-gunung Kecil Jadi Populer Saat Pandemi

Tren Wisata ke Gunung-gunung Kecil Jadi Populer Saat Pandemi

Travel Update
Seluruh Gunung di Indonesia Akan Terapkan Sistem Tiket Online

Seluruh Gunung di Indonesia Akan Terapkan Sistem Tiket Online

Travel Update
Jejak Portugis di Kampung Tugu, Ada Gereja Berusia Lebih dari 2 Abad

Jejak Portugis di Kampung Tugu, Ada Gereja Berusia Lebih dari 2 Abad

Jalan Jalan
Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Wisata Hutan Buatan di Perkotaan

Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Wisata Hutan Buatan di Perkotaan

Jalan Jalan
Aneka Tantangan Wisata Gunung, dari Sampah hingga Pengelolaan Kunjungan

Aneka Tantangan Wisata Gunung, dari Sampah hingga Pengelolaan Kunjungan

Travel Update
Candi Mendut di Jawa Tengah: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Candi Mendut di Jawa Tengah: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Menelusuri Sejarah Hadirnya Orang Portugis di Kampung Tugu

Menelusuri Sejarah Hadirnya Orang Portugis di Kampung Tugu

Jalan Jalan
Potensi Wisata Gunung di Indonesia, Raup Devisa 150 Juta Dollar AS

Potensi Wisata Gunung di Indonesia, Raup Devisa 150 Juta Dollar AS

Travel Update
Spot Foto di Pameran Petualangan Sherina 2, Ada Latar Hutan Kalimantan

Spot Foto di Pameran Petualangan Sherina 2, Ada Latar Hutan Kalimantan

Travel Tips
8 Wisata Kota Tua di Indonesia, Tak Cuma di Jakarta 

8 Wisata Kota Tua di Indonesia, Tak Cuma di Jakarta 

Jalan Jalan
5 Tips ke Pameran Petualangan Sherina 2, Pakai Baju ala Sherina dan Sadam

5 Tips ke Pameran Petualangan Sherina 2, Pakai Baju ala Sherina dan Sadam

Travel Tips
Nostalgia Petualangan Sherina di Pameran Ini, Cuma sampai 1 Oktober

Nostalgia Petualangan Sherina di Pameran Ini, Cuma sampai 1 Oktober

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com