Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Pecinan Medan Bikin Ketagihan...

Kompas.com - 31/01/2014, 09:01 WIB
KURANG lengkap rasanya jika berada di Medan tidak menyantap kuliner di kawasan pecinan Medan. Sekali merasakan, Anda pasti akan ketagihan dan ingin merasakan puluhan menu yang ditawarkan lainnya.

Nasi bebek hainan, misalnya. Nasinya yang kecoklatan itu terasa gurih manis di lidah, sementara irisan daging bebek coklat tua kemerahan yang berkilat karena minyak terasa gurih dan lembut di lidah.

”Enak,” begitu komentar Dapot Siagian (35) saat pertama kali menyantap nasi bebek hainan di sudut kaki lima Jalan Semarang, Medan, Sabtu (25/1/2014). Ia datang bersama istri, anak, dan keponakannya. Dalam sekejap, nasi coklat muda berikut irisan daging bebek coklat tua yang berkilat karena minyak itu tandas.

Keponakan perempuan Dapot, yang memesan capcai sayur dan sate bumbu kacang, pun dalam sekejap menghabiskan pesanannya.

Tiap kali makan di Jalan Semarang, keluarga itu mencoba menu baru, saking banyaknya menu yang ditawarkan pedagang di sepanjang Jalan Semarang itu. Dari aneka macam mi, yang berkuah hingga kering, sate, masakan bebek seperti bebek peking atau bebek hainan, kerang, kodok, biawak, ular, nasi sayur, lontong sayur, hingga martabak. Minuman pun beraneka ragam, mulai dari jus, bir, hingga minuman khas Sumut cap Badak. Semua memanjakan lidah.

Malam itu, Suwandi (21) bersama tujuh kawannya, sesama alumni SMA WR Supratman, Medan, juga datang ke Jalan Semarang. ”Asyik saja di sini kumpul ramai-ramai, sambil makan,” tutur Suwandi. ”Kami memang janjian bertemu di sini,” kata dia lagi.

Maka pemandangan keluarga kecil, keluarga besar, kelompok anak-anak muda, hingga orang-orang tua makan bersama di Jalan Semarang menjadi pemandangan biasa. Yang datang pun mencerminkan keragaman suku bangsa di Medan, mulai warga Tionghoa, Batak, Karo, Jawa, India, Nias, hingga Padang. Warga Eropa, baik turis maupun yang bekerja di Medan, biasa terlihat menikmati kuliner di Jalan Semarang.

Bahasa yang muncul pun aneka macam, mulai dari Hokkian, Batak, India, hingga Nias berdasarkan suku bangsa orang yang datang. Komunikasi disatukan satu sama lain dalam bahasa Indonesia.

Wandes Nainggolan (30), warga Tanjung Morawa yang datang bersama tiga anaknya dan dua adiknya, mengaku sebulan sekali makan bersama di Jalan Semarang. ”Enak dan makanannya segar karena kita pesan baru dimasak,” tutur Wandes. Harganya pun terjangkau antara Rp 20.000 dan Rp 30.000 tiap porsi.

Adiknya yang baru datang dari Kalimantan dan baru pertama kali ke Jalan Semarang mengaku menikmati suasana jalan yang dipenuhi pedagang kaki lima itu.

Jalan sepanjang sekitar 200 meter itu pada pagi hari menjadi pusat penjualan onderdil kendaraan di Kota Medan. Begitu toko-toko onderdil itu tutup, Jalan Semarang berganti menjadi pusat kuliner. Mulai pukul 18.00, pedagang-pedagang menata pinggiran kiri-kanan jalan menjadi deretan meja kursi makan.

Kereta dorong makanan dan peralatan masak ditata di tengah jalan menyisakan gang di tengah jalan yang hanya cukup untuk melintas satu mobil. Aktivitas baru berhenti pada pukul 01.00 saat warung-warung kaki lima itu tutup.

Puluhan pedagang makanan sudah bergenerasi berjualan di situ. Weni Nazara (31) mengaku sudah lebih dari 20 tahun berjualan di Jalan Semarang. ”Dulu membantu majikan saya orang Tionghoa,” kata Weni, yang berjualan swike goreng, daging biawak, juga ular.

Saat majikannya meninggal, jualan itu diwariskan kepada Weni dan suaminya, Amat Gea (40). Adapun Yuni (24), pedagang sate padang, mewarisi lapak sate dari bapaknya yang sudah 30 tahun berjualan sate padang. Perempuan keturunan Padang itu merasa nyaman-nyaman saja berjualan di kawasan pecinan.

Menurut tokoh pluralisme Medan, Sofyan Tan (54), Jalan Semarang sudah ada sejak tahun 1960-an. Jalan Semarang menjadi agenda wajib menghabiskan waktu bersama sang kekasih di tahun 1975-an setelah menonton film di bioskop.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com