Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sayur Duit" Hidangan Keluarga Tjia

Kompas.com - 04/02/2014, 08:20 WIB

Keluarga menempati posisi terhormat dalam kehidupan. Makanan pun dimasak dan disajikan sepenuh hati. Hidangan-hidangan tak sekadar memanjakan lidah atau memuaskan rasa lapar, tetapi juga sarat simbol. Juanlo yang terdiri dari sayuran dan ragam bakso diibaratkan Hartawan sebagai lambang persatuan keluarga. Unsur-unsur beragam bersatu dalam satu wadah seperti macam-macam bakso dan sayur yang berkumpul di dalam panci steamboat.

Saat-saat seperti Imlek itulah keluarga besar bersungguh-sungguh menyempatkan diri berkumpul dan berbagi cerita, sehangat kuah kaldu juanlo. ”Semua menyempatkan diri untuk datang sekalipun tinggal jauh di luar kota,” kata Hartawan.

Tiba saatnya makan malam dan sembilan bersaudara satu nenek marga Tjia duduk berkeliling di meja bundar. Kompor steamboat sudah menyala dengan bakso dan sayur berenang-renang di dalamnya. Tumpukan piring dan sumpit tertata untuk setiap pria pemimpin di keluarganya. Dengan bersahaja, mereka mulai makan. Para istri menempati meja bundar lain di sebelahnya, ramai bersenda gurau sambil mencomoti hidangan dengan sumpit.

Para cucu dan cicit terpaksa menahan lapar mereka sejenak, menunggu yang lebih tua selesai menikmati makanan. Setelah itu, mereka bersantap. ”Dulu, hanya para lelaki yang makan pertama-tama, baru perempuan. Sekarang zaman sudah berbeda, perempuan makan berbarengan dengan laki-laki. Tetapi, mereka yang muda tetap belakangan,” tutur Hartawan.

Keandalan Ana dan Mamih mengolah bahan pangan terbukti begitu lidah menyantap hidangan. Sirip ikan yang lembut mirip suun itu terasa gurih dan segar dalam kuah kaldu. Hoasom yang kenyal meresap rasa manis dari bumbu cah. Daun son yang hijau segar dan renyah menerbitkan selera dan kisah di baliknya membuat semangat mengambil sebanyak-banyaknya. Dan, tentu saja isian juanlo yang dijerang di atas api menghangatkan malam dan membangkitkan energi.

Tawa dan canda lepas di ruang keluarga Hartawan dan Ana. Suasana hangat mengalahkan udara malam Bogor yang dingin lantaran gerimis mengguyur kota. Gong xi, gong xi.... (Indira Permanasari)  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com