Dari lahan sekitar 15 hektar yang dulu bekas peternakan ayam dan sapi serta ladang sayur-sayuran yang kemudian bangkrut, tanah di situ pun telantar dan menjadi gundul. Kini, daerah tersebut telah dihijaukan kembali, salah satunya melalui konservasi tanaman bambu.
Di tangan pengusaha Ronny Lukito, pendiri B&B (Blessed & Blessing) Incorporation, yang memproduksi tropical outdoor terkenal, seperti Eiger, Bodypack, Exsport, dan Neosack, daerah gundul tersebut kini telah menjadi obyek ekowisata menawan yang dinamai Dusun Bambu Family Leisure Park.
Sekitar 10.000 bambu dari berbagai jenis telah ditanam menghiasi Dusun Bambu serta ribuan pohon tanaman keras lainnya. Selain itu, sawah, danau buatan, dan lima vila eksklusif dengan arsitektur khas Sunda juga dibangun di tengah dusun itu.
”Ketika saya membeli tanah di sini secara bertahap mulai tahun 1992, kondisi tanah sudah rusak berat karena dampak pestisida sehingga perlu dipulihkan. Penanaman ribuan pohon dilakukan mulai tahun 2009 dan yang utama adalah bambu. Kami memilih bambu karena manfaatnya amat besar dan sangat bagus untuk konservasi lingkungan,” ujar Ronny.
Selain sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya banjir, akar bambu juga mampu menyerap air. Batang bambu bisa untuk bahan bangunan dan mebel serta sebagai bahan baku kerajinan tangan dan alat musik, seperti angklung dan suling. Daun bambu berkhasiat menyembuhkan sejumlah penyakit. Sementara tunas bambu, yang lebih dikenal dengan rebung, merupakan bahan pangan yang tergolong jenis sayur-sayuran.
Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus. Masa pertumbuhannya relatif cepat. Dari sejumlah hasil penelitian, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam untuk jenis tertentu mampu mencapai sekitar 30 sentimeter. Dengan begitu, bambu dalam waktu lima tahun sudah dapat dipanen
Total luas tanah yang dimiliki Ronny di kawasan itu sekitar 40 hektar. Dusun Bambu semula hendak dinamakan Lawang Angin karena lokasinya menjadi semacam pintu angin yang diapit Gunung Burangrang dan Gunung Tangkubanparahu. Namun, dalam sejarahnya, di tempat ini pernah jadi hutan bambu jenis tamiang. Lalu, pada radius 4 kilometer dari dusun terdapat pula hutan tutupan.
”Belajar dari kearifan lokal di wilayah Sunda, kami lalu bertekad menghijaukan tempat ini dan menamakannya dengan Dusun Bambu karena dulu memang di sini berdiri sebuah dusun dan banyak pula tumbuh bambu,” kata Ronny.
60 jenis
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.