Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukit Kasih di Lereng Gunung Soputan

Kompas.com - 11/02/2014, 14:37 WIB
JIKA Anda ingin menikmati indahnya alam dari puncak bukit sambil berendam di air panas berbelerang, datanglah ke Bukit Kasih di Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Obyek wisata yang masih bagian dari kaki Gunung Soputan ini juga menawarkan udara segar dan tempat beribadah.

Itulah uniknya Bukit Kasih, terdapat tempat ibadah dari lima agama di puncak bukit yang harus dicapai melalui ribuan anak tangga ini.

Dari Manado, ibu kota Sulawesi Utara, Bukit Kasih berjarak sekitar 50 kilometer. Sebelum masuk area obyek wisata ini, pengunjung melewati pedesaan di kaki gunung. Saat Kompas berkunjung, Jumat (24/1/2014), yang masih dalam suasana musim hujan, kabut hampir memenuhi udara pedesaan. Hamparan tanaman kacang dan sapi yang dilepasliarkan pemiliknya benar- benar menggambarkan suasana khas desa pegunungan.

Tiket masuk ke obyek wisata di Bukit Kasih ini terbilang murah, hanya Rp 3.000 per orang. Seusai melewati pintu gerbang dan loket pembayaran tiket, terdapat tugu yang tegak berdiri setinggi sekitar 20 meter. Tugu itu memiliki lima sisi dan di bagian puncak terdapat patung bola dunia yang dihinggapi merpati sebagai simbol perdamaian.

Setiap sisi pada tugu tersebut berisi pesan bijak tentang ajaran kasih sayang yang diambil dari tiap kitab suci lima agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha. Itulah mengapa obyek wisata ini dinamai Bukit Kasih. Dikelilingi kolam, tugu itu menjadi tempat favorit bagi pengunjung untuk berfoto bersama. Pemandangan ke arah tugu dari puncak bukit juga tak kalah indah.

Di tempat itu pula banyak penjaja jasa foto yang langsung dicetak di tempat. Umumnya, mereka akan langsung mendekati pengunjung sembari menawarkan jasa. Sekali potret dan dicetak, pengunjung akan dipungut biaya Rp 10.000. Jika cuaca hujan, pengunjung yang lupa membawa payung tak perlu cemas karena di sana banyak jasa penyewaan payung bertarif Rp 5.000.

Selain diramaikan orang yang menawarkan jasa pemotretan dan penyewaan payung, di obyek wisata ini juga banyak penjual suvenir berupa kalung dan cincin. Biasanya, penjual suvenir yang didominasi kaum ibu itu akan langsung mendekati mobil pengunjung yang baru tiba di tempat parkir. Mereka akan terus membuntuti pengunjung ke mana pun pergi untuk menawarkan dagangannya.

Toar dan Lumimu’ut

Sebelum naik ke puncak Bukit Kasih, dari bawah terlihat pemandangan anak tangga yang berliku menuju puncak bukit. Tampak pula dua patung wajah yang dipahat di salah satu sisi perbukitan tersebut. Menurut legenda masyarakat Minahasa, patung wajah itu adalah wajah Toar dan Lumimu’ut. Keduanya diyakini sebagai nenek moyang orang Minahasa.

Ada cerita lain tentang alasan dibangunnya obyek wisata religi Bukit Kasih di tempat itu. Menurut sosiolog Universitas Sam Ratulangi, Manado, Alex Ulaen, wisata religi di tempat itu sengaja didirikan untuk menandingi kepercayaan animisme dengan adanya pahatan wajah Toar dan Lumimu’ut. Cerita tentang Toar dan Lumimu’ut erat dengan kepercayaan rakyat Minahasa sebelum mereka memeluk agama.

”Salah satu penggagas didirikannya obyek wisata Bukit Kasih adalah AJ Sondakh yang pernah menjabat Gubernur Sulawesi Utara. Ia dibesarkan di keluarga pendeta. Jadi, adanya tempat ibadah lima agama di Bukit Kasih seolah menegaskan untuk menandingi praktik-praktik animisme yang ada,” kata Alex.

Tempat ibadah lima agama yang ada di puncak bukit juga terlihat dari bawah. Yang paling mencolok adalah salib raksasa berwarna putih yang berada di tempat paling tinggi di puncak bukit. Bahkan, salib raksasa itu bisa dilihat dari jalanan di Kota Tomohon yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Bukit Kasih.

KOMPAS/ARIS PRASETYO Pemandangan ke arah puncak Bukit Kasih, di Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (24/1/2014). Bukit Kasih adalah nama obyek wisata di puncak bukit yang merupakan bagian dari Gunung Soputan, yang menunjukkan keberagaman umat karena adanya lima tempat ibadah umat beragama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
Perlu tenaga ekstra untuk bisa ”melahap” dua ribu lebih anak tangga menuju puncak bukit. Beruntung, ada beberapa tempat beristirahat di sepanjang jalan menuju puncak. Pemandangan indah juga bisa menjadi obat lelah saat mendaki ribuan anak tangga itu. Namun, jangan heran, meski mendaki sampai tinggi, pengunjung akan ditemani penjual suvenir yang turut mendaki bersama. Mereka baru pergi jika salah satu barang dagangannya dibeli.

”Memang melelahkan mendaki sampai ke puncak bukit. Tetapi, semua terbayar dengan indahnya pemandangan alam dari puncak dan segarnya udara perbukitan,” ujar Tasya Lamora (29), wisatawan dari Kota Kotamobagu saat berkunjung ke Bukit Kasih.

Air belerang

Tasya, yang datang bersama dua rekannya, langsung jatuh cinta pada suasana di Bukit Kasih. Menurut dia, obyek wisata di Bukit Kasih sangat cocok bagi mereka yang suka dengan suasana alam. Hanya saja, lanjutnya, bau belerang yang menyengat bisa mengganggu suasana, terutama bagi mereka yang tidak suka bau belerang.

Memang, di area Bukit Kasih terdapat sumber mata air panas mengandung belerang. Saat angin kencang, bau belerang menyeruak sampai ke puncak. Begitu juga dengan uap dari mata air panas bak kabut memenuhi udara di sekitar kawasan itu. Sebagian mata air panas dialirkan ke bawah dan ditampung ke kolam yang disediakan bagi pengunjung yang ingin menghangatkan badan atau sekadar membasuh kaki.

”Tempat ini menjadi alternatif wisata selain di perkotaan. Letaknya yang terpencil cocok untuk rekreasi bersama keluarga. Hanya saja, pengelola harus memperhatikan keselamatan pengunjung. Sebab, ada salah satu anak tangga yang rusak akibat longsor,” ujar Hery Mokoagow (40), wisatawan di Bukit Kasih.

Bagi penikmat wisata di tempat terpencil, Bukit Kasih di Sulawesi Utara bisa menjadi pilihan. Udara segar dan pemandangan indah khas pegunungan menjadi daya tarik bukit ini. (Aris Prasetyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com