Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 12/02/2014, 15:12 WIB
|
EditorI Made Asdhiana
KEMBALI ke masa lalu adalah hal yang mustahil dilakukan. Namun, jika sekedar ingin menengok jejak perkembangan sejarah dari masa ke masa, semua orang bisa melakukannya. Datanglah ke museum. Apalagi, jika lokasinya mudah dijangkau dan tidak memakan biaya.

Museum Bank Indonesia (BI) adalah tempatnya. Museum ini terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta. Salah satu bagian dari museum ini dibuat bagai lorong waktu. Pengunjung seakan diajak berekspedisi ke masa lalu dan berjalan mengikuti perubahan dari satu era ke era lainnya. Tidak tanggung-tanggung, tata ruangnya memberi sensasi indrawi yang mengagumkan.

Ekspedisi mini di ‘lorong waktu’ ini dimulai pada era perdagangan rempah. Bau rempah seketika tercium, berasal dari beberapa rempah yang memang dihadirkan sebagai benda koleksi museum. Suasana diciptakan bagai di pelabuhan. Terdapat replika kapal yang digunakan oleh nenek moyang kita di masa lalu, mengarungi samudra dengan modal keberanian untuk berdagang rempah.

KOMPAS.COM/NICKY AULIA WIDADIO Sejarah era perdagangan rempah di Museum Bank Indonesia.
Terdengar pula suara deburan ombak yang semakin memperkuat suasana. Menggambarkan betapa pada saat itu, perdagangan rempah berkembang pesat. Bahkan, rempah asal Nusantara bernilai setara dengan emas, dan terkenal hingga ke tanah Eropa.

Selanjutnya, kita dibawa pada era penjelajahan Bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah. Era yang membawa bangsa Eropa mengelilingi dunia dan pada akhirnya menemukan Nusantara. Kita tentu sudah mengenal Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), sebagai kongsi dagang milik Belanda di Hindia-Belanda.

VOC menjadi cikal bakal munculnya perbankan di Nusantara. Bank pertama yang hadir di Nusantara adalah Bataviasche Bank Van Leening yang didirikan pada 1746. Terdapat diorama tiga dimensi yang menggambarkan bagaimana proses kerja bank di masa itu.

KOMPAS.COM/NICKY AULIA WIDADIO Diorama tiga dimensi menggambarkan cara kerja bank pada era kolonial.
Pada era-era penjajahan selanjutnya, dunia perbankan di Indonesia dijelaskan semakin berkembang dengan munculnya bank perkreditan rakyat, hingga diterbitkannya uang invasi oleh Jepang.

Baju tentara perjuangan terpampang. Menunjukkan ekspedisi mini ini telah memasuki era perjuangan merebut kemerdekaan. Ketika proklamasi kemerdekaan tercapai, UUD 1945 mengamanatkan pembentukan Bank Sentral Indonesia.

Perjalanan Bank Sentral Indonesia yang kini dikenal dengan Bank Indonesia tidak lah mulus. ‘Lorong waktu’ ini membawa kita melihat bagaimana pemberontakan di seluruh penjuru negeri menguras dana negara sehingga bank mengambil tindakan yang berujung pada inflasi.

Terdapat layar-layar kecil yang memutar video pemberontakan secara gerilya di dalam hutan. Suasana diperkuat dengan suara burung-burung berkicau dan suara tembakan yang sesekali terdengar.

KOMPAS.COM/NICKY AULIA WIDADIO Praktik perbankan pada era kolonial.
Ekspedisi mini masih terus berlanjut, membawa pengunjung pada periode pembangunan untuk menuju negara modern. Bank Indonesia bertindak sebagai kasir pemerintah. Tampak replika gedung-gedung tinggi menghiasi ruangan, menunjukkan modernisasi yang sedang dicapai oleh bangsa ini. Namun, era pembangunan ini ternyata berujung pada krisis moneter berkepanjangan. Membawa pengunjung pada bagian paling menegangkan dari ekspedisi ini.

Seketika ruangan didominasi dengan warna hitam dan merah. Musik beritme cepat membuat suasana terasa mencekam. Tampak deretan telepon yang berdering sambut menyambut. Inilah gambaran terhadap era kritis perekonomian bangsa ini. Era yang berujung pada kejatuhan rezim Soeharto.

Jatuhnya rezim Soeharto membawa negara ini pada era baru. Di mana pembangunan yang ramah lingkungan diutamakan. Sebuah replika pohon besar ditambah suara a la hutan menjadi penenang setelah menghadapi era kritis tadi. Sampai di sini, selesai lah ekspedisi sejarah di ‘lorong waktu’ mini ini. Dengan fasilitas ini, Museum BI pantas dijadikan alternatif berwisata yang tidak hanya dekat dan murah, namun juga menambah wawasan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

11 Tempat Ngabuburit Murah di Tangerang Raya, Ada yang Gratis

11 Tempat Ngabuburit Murah di Tangerang Raya, Ada yang Gratis

Jalan Jalan
Okupansi Turun, Hotel di Yogya Jual Paket Bukber untuk Tutup Biaya Operasional

Okupansi Turun, Hotel di Yogya Jual Paket Bukber untuk Tutup Biaya Operasional

Hotel Story
Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan, Surabaya-Singapura 5 Kali Seminggu

Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan, Surabaya-Singapura 5 Kali Seminggu

Travel Update
3 Tips agar Tidak Kena Biaya Tambahan Bagasi Pesawat

3 Tips agar Tidak Kena Biaya Tambahan Bagasi Pesawat

Travel Tips
Bali Jadi Tujuan Pertama Penerbangan Emirates A380 di Indonesia

Bali Jadi Tujuan Pertama Penerbangan Emirates A380 di Indonesia

Travel Update
Panduan Lengkap Main ke Taman Pejatian Pasar Minggu

Panduan Lengkap Main ke Taman Pejatian Pasar Minggu

Travel Tips
Agenda Ramadhan 2023 di Masjid Syeikh Zayed, Ada Pembagian Takjil Buka Puasa

Agenda Ramadhan 2023 di Masjid Syeikh Zayed, Ada Pembagian Takjil Buka Puasa

Travel Update
Bus Dilarang Parkir Sekitar Masjid Sheikh Zayed, Ini Lokasi Parkirnya

Bus Dilarang Parkir Sekitar Masjid Sheikh Zayed, Ini Lokasi Parkirnya

Travel Tips
Tips Shalat Tarawih di Masjid Sheikh Zayed, Ingat Lokasi Sandal

Tips Shalat Tarawih di Masjid Sheikh Zayed, Ingat Lokasi Sandal

Travel Tips
Bakal Ada Bandara Bernama Surabaya di NTT, Dibangun di Bekas Bandara Jepang

Bakal Ada Bandara Bernama Surabaya di NTT, Dibangun di Bekas Bandara Jepang

Travel Update
3 Julukan Inggris, Pengaruh Revolusi Industri hingga Sepak Bola

3 Julukan Inggris, Pengaruh Revolusi Industri hingga Sepak Bola

Travel Update
Bagasi Penumpang Pesawat Kelebihan, Bagaimana Cara Hitung Biayanya?

Bagasi Penumpang Pesawat Kelebihan, Bagaimana Cara Hitung Biayanya?

Travel Tips
Jelajah Danau Rana Loba di Manggarai Timur, Bisa Lihat Burung Bangau

Jelajah Danau Rana Loba di Manggarai Timur, Bisa Lihat Burung Bangau

Jalan Jalan
Batik Air Terbang ke India dari 6 Kota di Indonesia Ini

Batik Air Terbang ke India dari 6 Kota di Indonesia Ini

Travel Update
Hujan Es di Puncak Gunung Merbabu, Fenomena Langka

Hujan Es di Puncak Gunung Merbabu, Fenomena Langka

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+