Museum Bank Indonesia (BI) adalah tempatnya. Museum ini terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta. Salah satu bagian dari museum ini dibuat bagai lorong waktu. Pengunjung seakan diajak berekspedisi ke masa lalu dan berjalan mengikuti perubahan dari satu era ke era lainnya. Tidak tanggung-tanggung, tata ruangnya memberi sensasi indrawi yang mengagumkan.
Ekspedisi mini di ‘lorong waktu’ ini dimulai pada era perdagangan rempah. Bau rempah seketika tercium, berasal dari beberapa rempah yang memang dihadirkan sebagai benda koleksi museum. Suasana diciptakan bagai di pelabuhan. Terdapat replika kapal yang digunakan oleh nenek moyang kita di masa lalu, mengarungi samudra dengan modal keberanian untuk berdagang rempah.
Selanjutnya, kita dibawa pada era penjelajahan Bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah. Era yang membawa bangsa Eropa mengelilingi dunia dan pada akhirnya menemukan Nusantara. Kita tentu sudah mengenal Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), sebagai kongsi dagang milik Belanda di Hindia-Belanda.
VOC menjadi cikal bakal munculnya perbankan di Nusantara. Bank pertama yang hadir di Nusantara adalah Bataviasche Bank Van Leening yang didirikan pada 1746. Terdapat diorama tiga dimensi yang menggambarkan bagaimana proses kerja bank di masa itu.
Baju tentara perjuangan terpampang. Menunjukkan ekspedisi mini ini telah memasuki era perjuangan merebut kemerdekaan. Ketika proklamasi kemerdekaan tercapai, UUD 1945 mengamanatkan pembentukan Bank Sentral Indonesia.
Perjalanan Bank Sentral Indonesia yang kini dikenal dengan Bank Indonesia tidak lah mulus. ‘Lorong waktu’ ini membawa kita melihat bagaimana pemberontakan di seluruh penjuru negeri menguras dana negara sehingga bank mengambil tindakan yang berujung pada inflasi.
Terdapat layar-layar kecil yang memutar video pemberontakan secara gerilya di dalam hutan. Suasana diperkuat dengan suara burung-burung berkicau dan suara tembakan yang sesekali terdengar.
Seketika ruangan didominasi dengan warna hitam dan merah. Musik beritme cepat membuat suasana terasa mencekam. Tampak deretan telepon yang berdering sambut menyambut. Inilah gambaran terhadap era kritis perekonomian bangsa ini. Era yang berujung pada kejatuhan rezim Soeharto.
Jatuhnya rezim Soeharto membawa negara ini pada era baru. Di mana pembangunan yang ramah lingkungan diutamakan. Sebuah replika pohon besar ditambah suara a la hutan menjadi penenang setelah menghadapi era kritis tadi. Sampai di sini, selesai lah ekspedisi sejarah di ‘lorong waktu’ mini ini. Dengan fasilitas ini, Museum BI pantas dijadikan alternatif berwisata yang tidak hanya dekat dan murah, namun juga menambah wawasan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.