Ada persoalan yang terjadi di sini. Ketika anak-anak Kwatisore berharap menuntut ilmu dan meraih cita-cita tinggi namun terhalang dengan kurangnya tenaga pengajar. "Satu guru bahkan harus mengajar 6 kelas sekaligus," kata anggota tim 100 HKI, Tanti Malasari.
Menurut Tanti, kekosongan para pengajar ini yang kemudian diisi oleh pengajar dari WWF. "Mereka memberi pendidikan lingkungan sederhana agar mudah diserap dan ditanam dipikiran anak-anak," ucapnya.
Saat itu anak-anak belajar di Kapal Gurano Bintang, kapal pendidikan anak usia sekolah milik WWF Indonesia. Kapal ini bertujuan memberikan pengetahuan, pendidikan dan inspirasi konservasi lingkungan hidup serta menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat pesisir Teluk Cenderawasih.
Selain mengajar anak-anak, relawan WWF Indonesia juga mengajak Ramon Y Tungka, pemandu acara 100 HKI, untuk menyaksikan para pengajar memberikan program pelatihan ekonomi rumah tangga di SD YPK Immanuel.
"Penyuluhan ini mengajarkan cara mengelola keuangan rumah tangga, jangan sampai besar pasak daripada tiang," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.