Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andorra, Negeri Kecil yang Bersahaja

Kompas.com - 13/02/2014, 15:24 WIB

KOMPAS.com - Andorra, negara kecil yang diapit oleh dua negara Perancis dan Spanyol. Menyimpan kecantikan bersahaja yang membuatnya berbeda dari negara Eropa lainnya.

Surga Belanja Eropa

Andorra la Vella merupakan ibu kota Andorra. Berada di ketinggian 1.000-1.200 di atas permukaan laut. Di musim dingin tempat ini ramai dikunjungi para turis, terutama dari Spanyol dan Prancis. Di sini mereka bisa menikmati salju dan bermain ski sepuasnya. Bila berkunjung di musim panas, kita tidak akan bertemu salju di Andorra.

Namun, tak perlu kecewa karena selain surga main ski, Andorra juga surga belanja. Barang-barang yang dijual tak kena pajak. Makanya harganya bisa lebih miring. Apalagi di musim hangat, harga penginapan Andorra lebih murah. Kamar hotel bintang kami misalnya, harganya sekitar 60 euro per malam (sekitar Rp 850.000). Mata uangnya euro.

Di pusat Andorra la Vella, barang yang dijual sangat variatif. Toko-toko kecil mendominasi. Paling banyak toko-toko yang menjual alat-alat elektronik kecil. Mulai smartphone, pc tablet, gadget mainan, kipas angin, blender, dan kamera. Baju, tas-tas bermerek, jam tangan, perhiasan emas, sepatu, dan parfum, juga sering diserbu pembeli. Di Andorra, barang bermerek memang dijual lebih murah. Dijual di  toko-toko resmi dan department store, sehingga pembeli yakin akan keasliannya. Barang elektroniknya pun punya garansi internasional.

Kota Tua Andorra la Vella

Iakov Filimonov/Shutterstock Pemukiman di kota Andorra

Sebagai ibukota negara, penduduk Andorra la Vella tak sampai 23 ribu jiwa. Luasnya pun hanya sekitar 30 km persegi. Selain pusat belanja, tak banyak destinasi wisata di ibukota. Maka itu saya pun berjalan ke arah kota tua. Bangunan paling terkenal di kota tua adalah gereja Sant Esteve dan Casa de la Vall. Esglesia de Sant Esteve berlokasi tepat di dekat tempat masuk kota tua di Placa Princep Benlloch. Dia sudah berdiri sejak abad 11 masehi, bergaya romanik di satu sisinya. Menara batunya terlihat dari dasar lembah Andorra la Vella. Gereja ini bisa dimasuki gratis di jam bukanya.

Bangunan batu Casa de la Vall yang terlihat kuno sebenarnya adalah gedung parlemen Andorra. Gedung ini tak terlalu besar, berlantai tiga dan berjendela kayu. Di luarnya punya relief dan patung. Dari halamannya yang luas kita bisa memandang ke dasar lembah dan hijau pegunungan di sekitarnya. Masuk di bagian depan, saya melihat kursi dan meja kuno. Sebuah spanduk kecil menerangkan sejarah singkat parlemen Andorra dalam bahasa Inggris dan Spanyol. Ada tur khusus agar bisa melihat bagian dalam gedung.

Hiking di Rec del Sola

Tempat wisata yang cukup terkenal di sini adalah Rec del Sola dan Rec de l’Obac, keduanya adalah kanal yang mengalirkan air dari mata air di atas Andorra la Vella. Sisi kanal itu kemudian dijadikan trotoar dan berpagar kayu. Jadilah tempat asyik untuk hiking singkat bagi siapa saja. Panjang masing-masing jalan sekitar 2,5 km.

Gunung berselimut hijaunya pohon menjulang dari segala penjuru. Vila-vila kayu muncul di sela pepohonan lebat. Tebing batu menghiasi permukaan gunung. Di bawah sana, ibu kota belum menampakkan geliat aktivitas berarti. Matahari mulai muncul di antara gunung. Kebun-kebun kecil milik penduduk kelihatan subur ditanami aneka sayuran. Saluran air di tepi jalan ternyata saluran terbuka selebar kira-kira setengah meter. Airnya bening dan dingin. Di beberapa tempat ada peringatan dalam bahasa Spanyol. Sepertinya pemberitahuan bahwa itu adalah air minum. Sesekali saya berpapasan dengan penduduk lokal yang berjalan-jalan pagi.

Jembatan La Margineda

Shutterstock Jembatan La Margineda

Pagi hari sebelum meninggalkan Andorra, saya sempatkan mengunjungi satu jembatan tua di Margineda. Menurut satu situs, ini jembatan paling besar di abad pertengahan Andorra. Setibanya saya di sini, saya tidak menemukan apa-apa selain kesunyian. Hanya ada satu perempuan muda berhenti sejenak untuk memotret.

Selain jembatan batu yang sudah direnovasi, tak ada apa-apa lagi. Kokoh sekali terlihat jembatan tua ini. Sebagian jalannya ditumbuhi rumput. Ada jalan setapak di seberang sana. Jalur hiking. Sebuah papan informasi menjelaskan bahwa di seberang terdapat beberapa spesies tanaman yang bisa tumbuh di bebetuan kapur dingin dan lembap.

Menyusuri Desa Encamp dan La Massana

Shutterstock La Massana

Destinasi berikutnya yang saya kunjungi adalah desa Encamp dan La Massana. Anda bisa naik bus atau taksi untuk menuju ke dua desa tersebut.  Yang menarik dari desa ini adalah suasananya yang sepi sekali. Jarang ada kendaraan lewat. Rumah-rumah dan bangunan terbuat dari bebatuan, mungil, dihiasi bunga-bunga di dekat jendela. Di tempat makan beberapa orang sedang duduk santai di bangku-bangku luar.

Atraksi menarik di kedua desa ini adalah dua gondola gantung untuk mengangkut pemain ski. Meski tidak musim ski, pada musim panas, gondola masih berfungsi karena di atas gunung, terdapat restoran yang masih buka. Dari atas sana kita bisa menyaksikan pemandangan yang sungguh spektakuler. (Irawati Prilia/Equita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com