"Kami menyambut positif pembukaan kembali Candi Borobudur untuk wisata, meskipun masih terbatas di zona II, belum bisa sampai di zona I karena akan memberi harapan baik untuk pedagang bisa memperoleh penghasilan dari jualan mereka," kata seorang pedagang suvenir di Zona II Luar TWCB yang juga Wakil Ketua Forum Rembug Klaster Kepariwisataan Candi Borobudur, Basiyo di Borobudur, Rabu (19/2/2014).
Ia mengatakan hampir seminggu terakhir, setelah hujan abu Gunung Kelud di Jawa Timur yang sampai Borobudur, Jumat (14/2/2014) pagi, para pedagang tidak bisa berjualan karena candi Buddha terbesar di dunia itu, ditutup untuk kegiatan wisata.
Para pedagang juga terlibat dalam pembersihan kawasan TWCB, khususnya lingkungan mereka berjualan dan Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Kelud.
Basiyo yang juga Ketua Rukun Tetangga Pedagang Plaza Luar TWCB itu mengatakan bahwa keramaian wisatawan Candi Borobudur memengaruhi pendapatan yang baik para pedagang.
"Juga untuk pedagang yang di luar TWCB, juga memperoleh pendapatan yang baik, kalau kondisi pariwisata Borobudur telah pulih dari abu," katanya.
Seorang pengurus Destination Management Organitation Local Working Group Kepariwisaan Candi Borobudur, Umar Chusaeni juga menyambut positif kebijakan membuka kembali aktivitas wisata Candi Borobudur, meskipun masih terbatas di Zona II TWCB.
"Ini kebijakan sangat baik karena orang berkunjung ke Borobudur memang tidak harus naik ke candi, kalau memang belum memungkinkan. Kemegahan Candi Borobudur sebenarnya juga bisa dinikmati dari zona II," katanya.
Menurut Umar, kepentingan konservasi Candi Borobudur juga harus mendapat perhatian serius. "Memang harapannya pembersihan dari abu segera selesai, kemudian dilanjutkan penelitian tingkat bahaya batu candi karena terkena abu vulkanik juga harus dilakukan. Harapannya segera bisa dibuka semua seperti sebelum terkena abu Gunung Kelud," kata Umar yang juga Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu.
Kebijakan membuka kembali Candi Borobudur untuk aktivitas wisata, antara lain tentunya terkait dengan upaya menghidupkan kembali perekonomian masyarakat kawasan Borobudur dan pelaku wisata lainnya, setelah candi tersebut terdampak abu vulkanik Gunung Kelud.
Kepala Unit TWCB Bambang Irianto membenarkan bahwa mulai Rabu, aktivitas wisata Candi Borobudur dibuka kembali meskipun masih di area zona II.
"Sampai sekitar pukul 08.00 WIB, ini sudah ada rombongan wisatawan pelajar dari Banyumas yang ke Borobudur, jumlahnya sekitar 50 siswa," katanya.
Pihaknya juga mengeluarkan kebijakan menurunkan tiket masuk TWCB dari yang biasanya Rp 30.000 untuk wisatawan umum menjadi Rp 20.000, pelajar dan anak yang biasanya Rp 12.500 menjadi Rp 9.000, dan wisatawan mancanegara yang biasanya 20 dollar AS menjadi 14 dollar AS.
"Kebijakan penurunan tarif tiket itu, berlaku sampai kondisi Candi Borobudur pulih sepenuhnya dan pengunjung bisa naik ke candi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.