Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Kemaro Merajut Harmoni...

Kompas.com - 25/02/2014, 16:23 WIB

Namun, selama Cap Go Meh, kompleks Hok Cing Bio berubah menjadi pusat kemeriahan yang dilengkapi ratusan pedagang, kios, panggung seni Tionghoa, ribuan lampion, dan kembang api. Selama semalam suntuk, ribuan orang memadati kompleks kelenteng seluas 6 hektar itu.

Kapal ponton berhias lampu dan perahu kecil tak henti hilir mudik menyusuri Musi untuk mengantar pengunjung atau umat yang akan bersembahyang ke pulau itu. Kemeriahan Cap Go Meh yang digelar semalam suntuk ditujukan untuk menarik wisatawan. Wisatawan dari luar etnis Tionghoa berbaur dengan umat yang datang bersembahyang.

Menurut juru kunci Hok Cing Bio Pulau Kemaro, Bun Hao (47), pengunjung selama Cap Go Meh datang dari berbagai daerah di Nusantara hingga luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan China. ”Kami sulit menghitung tepatnya berapa orang yang datang karena tak ada pendataan. Diperkirakan sekitar 600.000 orang berkunjung ke sini selama Cap Go Meh,” katanya.

Selama perayaan Cap Go Meh, akses pun lebih mudah dengan tersedianya jembatan ponton dari dermaga Kalidoni. Jembatan ini hanya dipasang tiga hari untuk mempermudah ribuan umat yang akan bersembahyang Cap Go Meh di sana.

Bersembahyang Cap Go Meh di pulau ini diyakini lebih khidmat dan memberi rezeki. ”Kami sekeluarga selalu datang ke sini setiap Cap Go Meh. Keluarga yang merantau di luar Palembang datang dan bersembahyang di sini,” kata Meliyana (52) yang datang dari Bengkulu.

Di pulau itu juga terdapat pohon cinta yang diyakini sebagian masyarakat membawa berkah, enteng jodoh. Di akhir pekan, pohon cinta ini banyak dikunjungi remaja yang penasaran dengan mitos itu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang M Yanurpan Yany mengatakan, Cap Go Meh di Pulau Kemaro menjadi agenda wisata tahunan Kota Palembang. ”Setiap tahun pengunjung bertambah ramai. Acara yang digelar juga semakin meriah,” ujar dia.

Akhir tahun ini Pemkot Palembang akan mengembangkan Pulau Kemaro sebagai pusat wisata dengan membangun resor dan fasilitas wisata lainnya. Diharapkan pembangunan fasilitas wisata juga mampu menghidupkan usaha masyarakat sekitar Pulau Kemaro. Kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah pun kian menguatkan rajutan harmoni. (Irene Sarwindaningrum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com