Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cobalah Cicipi Mi Arang Ini, Rasanya Beda!

Kompas.com - 11/03/2014, 08:04 WIB
Kontributor Bireuen, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com — Di zaman yang serba cepat, praktis dan mengenyampingkan kesehatan ini, tentu menyediakan makanan cepat saji menjadi pilihan mudah dan tentu dipilih banyak orang. Tak begitu halnya dengan Warung Mie Arang, yang butuh waktu memasaknya namun butuh waktu pula bagi pelanggan yang banyak mengantri.

Sesuai namanya, olahan mi kuning, mihun atau indomie yang disediakan di warung tersebut memang dimasak dengan arang kayu, yakni terbuat dari bahan dasar kayu yang sudah dibakar berulang hingga berubah kehitaman namun bersifat tahan lama saat pembakaran berlangsung.

Kepada Kompas.com, Abdul Samad, pemilik warung sekaligus pedagang mi arang itu mengatakan, selama hampir 30 tahun dirinya mempertahankan cita rasa mi yang dihasilkan dengan dimasak menggunakan arang. Kendati sedikit repot—karena harus menyediakan arang terlebih dahulu—namun terbayar dengan pelanggan yang terus bertambah dari hari ke hari datang ke warungnya hanya untuk mencicipi mi arang itu.

“Setiap hari saya menghabiskan mi hingga 18 kilogram dan arang sampai 20 kilogram,” rinci Abdul Samad.

Ditambahkan, menyiasati kebutuhan arang yang tidak sedikit itu biasanya ia memesan pada agen tertentu yang sudah mengetahui arang berkualitas bagus yang bisa menghasilkan pembakaran sempurna untuk dagangannya. “Karena tidak semua arang bagus, seperti yang saya beli ini sekilonya saja sampai Rp 5 ribu,” kata Abdul seraya menunjuk tumpukan arang tak jauh dari tempatnya memasak.

Memilih membuka warung dari jam 2 siang sampai jam 11 malam, Abdul dibantu sang istri mengaku tak mampu jika membukanya lebih awal. Mengingat banyak pelanggan langsung mengantre di depan rak minya setiap baru ia buka.

Diakui Samad, memasak menggunakan arang tidak hanya lezat karena mi lebih matang dan masak hingga ke dalamnya tidak seperti kompor atau kompor gas proses memasak diyakininya belum sempurna. Alhasil, cita rasa mie maupun aroma dihasilkan pun membuat pengunjung rela mengantre lama.

Berjualan persis di pinggir jalan negara, Banda Aceh-Medan, tepatnya di Desa Teupok Barat, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Aceh, harga sepiring mi cukup terjangkau. Hanya Rp 6 ribu saja, sepiring mi lezat bisa Anda nikmati lengkap dengan saus sambal dan acar bawang merah dilengkapi kerupuk khas Aceh, muling.

Abdul mengaku dulunya ia sempat mencampur mi dengan kepiting, cumi-cumi maupun udang untuk pelengkap rasa, namun berangsur-angsur harga jenis hewan laut tersebut naik sehingga ia tak mampu menyiasatinya lagi.

“Sebenarnya kalau mau (harga) dinaikkan juga bisa, tapi tidak semua orang mampu. Lebih baik murah dan semua orang bisa menikmatinya,” tambah Abdul yang sukses menyekolahkan dua anaknya hingga sarjana dari puluhan tahun menjual mi arang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com