Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelangi di Atas Pasir Putih Anambas

Kompas.com - 13/03/2014, 13:37 WIB
KEPULAUAN ini benar-benar cantik, bahkan ketika dilihat dari udara. Kalau beruntung, kita bisa terbang melintasi lengkungan pelangi di angkasa Anambas. Belum lagi gugusan pulau yang dikelilingi pasir putih dan air laut yang warnanya bergradasi dari toska ke biru tua.

Kami cukup beruntung ketika berkunjung pada akhir November 2013 karena cuaca tengah bersahabat. Langit bersih saat perjalanan udara menyebabkan kami dapat menikmati pemandangan deretan pulau di wilayah Kepulauan Anambas, yang menjadi sajian sepanjang perjalanan dari Tanjung Pinang ke Bandara Matak, satu-satunya bandara di kepulauan itu yang dioperasikan sebuah perusahaan minyak asing.

Kami bersama rombongan Badan Nasional Pengelola Perbatasan terkait kunjungan kerja Gerakan Pembangunan Terpadu Perbatasan. Selama di sana, lautan jernih yang menjadi penghubung antarpulau pun tenang sehingga menyenangkan untuk dilalui.

Dinobatkan sebagai Pulau Tropis Tercantik di Asia oleh CNN.com, Anambas punya sejuta pesona, alam yang masih asli dan bersih, pulau-pulau ”perawan” yang dikelilingi pasir putih dan air laut berwarna biru bening, serta berbagai kekayaan alam khas lainnya. Kawasan ini tersebar di perairan Laut China Selatan, yang terdiri atas 255 pulau dengan 26 pulau di antaranya telah dihuni, salah satunya Pulau Bawah.

Laguna Pulau Bawah

Pulau Bawah dengan laguna di dekatnya yang dikelilingi air biru jernih menampakkan gugusan karang nan indah. Pulau tak berpenghuni inilah yang membuat CNN.com kepincut. Kawasan itu dinyatakan sebagai pulau tercantik melebihi empat tujuan wisata lainnya, yakni Koh Chang (Thailand), Langkawi (Malaysia), Halong Bay (Vietnam), dan Kepulauan Similan (Thailand).

Anambas direkomendasikan untuk tempat wisata snorkeling, menyelam, memancing, dan berenang. Pulau ini berjarak tujuh jam perjalanan dengan perahu bermotor atau pompong dan empat jam dengan kapal cepat dari Pulau Siantan, pulau utama di Anambas. Pompong dan kapal cepat menjadi moda transportasi utama antarpulau di wilayah tersebut.

Meskipun punya banyak potensi, pariwisata di Kepulauan Anambas relatif belum tergarap. Infrastruktur menjadi kendala yang bisa menyurutkan minat orang untuk datang, terlebih lokasinya yang jauh di wilayah perbatasan. Kepulauan Anambas berbatasan dengan wilayah perairan Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Natuna sejak tahun 2008. Kabupaten ini masuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau dan berjarak 90 menit penerbangan dari Batam atau Tanjung Pinang.

Kaya minyak dan gas bumi, Anambas tidak ingin bergantung pada sumber alam yang suatu saat akan habis sehingga berkeinginan mengembangkan potensi wisata yang dimilikinya. Pendapatan asli daerahnya saat ini, menurut Bupati Anambas T Mukhtaruddin, rata-rata Rp 20 miliar per tahun dengan total APBD Rp 1,2 triliun. Namun, terdapat dana bagi hasil (DBH) dari minyak dan gas bumi yang dieksplorasi oleh empat perusahaan swasta di wilayah Anambas sebesar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar per tahun. ”DBH migas suatu saat akan habis ketika sumbernya habis. Kami harus membangun sumber lain, seperti dari pariwisata dan perikanan,” kata Mukhtaruddin.

Meski CNN.com menyatakan Pulau Bawah sebagai pulau terindah, Pemerintah Kabupaten Anambas punya pandangan lain. Mereka memilih Pulau Jemaja untuk pengembangan karena topografinya relatif datar, tak seperti Pulau Siantan yang kini menjadi lokasi pusat pemerintahan. Pulau Siantan dengan ibu kota Tarempa sebagian wilayahnya merupakan bukit berbatu terjal yang saat ini sulit dikembangkan untuk pembangunan.

Di Pulau Jemaja yang akan dikembangkan sebagai tujuan utama pariwisata terdapat Pantai Padang Melang dengan hamparan pasir putih. Lebar pantai lebih dari 100 meter dengan panjang 16 kilometer. Ombaknya bersahabat karena pantai berada di teluk dan di seberangnya terdapat pulau lain ibarat ”benteng” untuk menghindari gelombang.

Namun, seperti diungkapkan Mukhtaruddin, ada musim utara empat bulan yang membuat perjalanan laut tak memungkinkan karena kerap terjadi badai dan gelombang tinggi. Untuk itu, pembangunan bandar udara di Pulau Jemaja diharapkan dilakukan dengan harapan Anambas dapat diakses sepanjang musim sejak tahun 2016. Anambas kini baru bisa diakses lewat udara atau dari Tanjung Pinang atau Batam selama satu jam yang bandaranya masih menumpang di Bandara Matak. (Sri Rejeki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com