Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edy Antoro, Menyulap Batu Menjadi Apel...

Kompas.com - 20/03/2014, 18:08 WIB

Supermarket

Keinginan membuat supermarket itu pun akhirnya diwujudkan Edy tahun 1992. Konsepnya, orang bisa memetik apel langsung di kebun dan bisa membawa pulang. Harga karcis masuk ke kebun waktu itu Rp 5.000, sama dengan harga 1 kilogram apel di pasar.

Edy mempromosikan sendiri wisata petik apel itu dari hotel ke hotel, dari lokasi wisata ke lokasi wisata lain. Dan, rupanya ide petik apel langsung di kebun ini pun semakin dikenal di kalangan wisatawan.

Untuk menunjang kesehatan apel produksinya, Edy mulai menggunakan pupuk organik yang dibeli dari warga sekitar. Banyak petani pun mendapat keuntungan dari menjual olahan kotoran ternak mereka.

Usaha Edy terus maju karena ia juga membuat hotel di sekitar kebun apelnya. Tujuannya, agar semakin banyak wisatawan bisa menikmati kebun apelnya tanpa harus terburu-buru pulang.

Pendirian Hotel Kusuma Agrowisata ini pula yang menjadi jalan masuknya listrik ke kawasan di lereng Gunung Panderman tersebut. Saat listrik menyala, warga mulai datang dan mau menempati daerah yang sudah berubah dari lahan marjinal menjadi lahan ekonomis tersebut.

Berangsur-angsur, kawasan di lereng Panderman tersebut mulai ramai bukan saja untuk rumah tinggal, melainkan juga untuk tempat wisata dan usaha. Jalanan sempit makadam yang dulu menjadi satu-satunya akses di sana kini berubah menjadi jalan aspal mulus dengan dua jalur. Kini, harga tanah di sisi selatan Kota Batu tersebut lebih dari Rp 3 juta per meter persegi.

Tidak berhenti di situ saja, Edy juga mulai membuat minuman sari apel, dodol apel, hingga beragam oleh-oleh dari apel dan hortikultura lain. Warga yang semula belajar membuat aneka makanan olahan apel itu kini mulai membuat usaha sendiri. Tidak sedikit di antara mereka turut menanam apel seperti Edy. Warga pun turut berkembang bersama kemajuan usaha Edy.

”Bagi saya tidak masalah banyak orang bisa berusaha karena saya. Saya pun bisa karena ada mereka yang membantu saya. Mungkin dengan doa mereka pula saya bisa seperti ini. Jadi mengalir seperti air saja,” ujar ayah tiga anak tersebut.

Edy mengajarkan bahwa sesulit apa pun itu, kalau diusahakan dengan sungguh-sungguh, akan membawa hasil suatu ketika. Terbukti, Edy mampu menyulap bebatuan di tanahnya menjadi apel ranum dan segar yang diburu orang. (Dahlia Irawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com