Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2014, 16:44 WIB
DENGAN bangga Norma (62) menunjukkan kuku palsu yang diperolehnya dari pejabat Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau. Maklum, bertahun-tahun kuku berwarna emas itu diidam-idamkannya saat mementaskan makyong.

Lebih dari separuh umur Norma dihabiskan untuk makyong. Sampai suaminya, Basri, wafat pada tahun 2000, Norma dan kelompok makyong dari Pulau Panjang, Batam, Kepri, kerap tampil di sejumlah daerah di luar Batam. ”Sekarang belum tentu bisa tampil setahun sekali,” ujar Norma, baru-baru ini.

Kelompok makyong Pulau Panjang dan makyong Pulau Mantang Arang, Bintan, adalah kelompok makyong di Kepulauan Riau yang paling mendekati alur asli teater tradisional Melayu tersebut. Kelompok lain sudah jauh memakai alur modifikasi meski masih tetap menampilkan inti dari seni teater itu.

Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Pudentia Maria Purenti SS mencatat dalam penelitiannya, makyong bukan sekadar teater rakyat. Beberapa bentuk kesenian Melayu, yakni seni peran, sastra lisan, musik, dan tari, bisa disimak dalam pentas makyong. Secara ringkas, Pudentia menyebut makyong sebagai salah satu cara menikmati hampir semua bentuk kebudayaan Melayu dalam satu panggung.

Di Kepulauan Riau, makyong memang bukan satu-satunya teater rakyat yang dikenal. Di Lingga, Kepri, pernah hidup wayang bangsawan, sementara di Natuna ada Mendu. Namun, hanya makyong yang relatif lengkap merangkum dan menyajikan bentuk-bentuk seni Melayu dalam satu panggung.

KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA Norma (kanan), memberi arahan sebelum pentas kepada pemain Makyong di Pulau Panjang, tempat tinggal kelompok makyong terakhir di Batam, Kepulauan Riau. Makyong salah satu teater rakyat di tanah Melayu yang sudah hidup selama berabad-abad. Dimulai dari Thailand Selatan, Makyong menyebar hingga ke Indonesia.
Setiap kali pentas, teater rakyat itu dibuka dengan musik dan dilanjutkan dengan lagu yang lebih menyerupai mantra. Selepas lagu disampaikan, sambil menari lebih dari 15 menit, barulah dialog dimulai. Dalam dialog, para pemain kerap berbalas pantun.

Kepala dingin

Budayawan Kepri, Husnizar Hood, menyebut pantun dalam kebudayaan Melayu punya berbagai fungsi. Pantun, antara lain, menunjukkan tingkat kecendekiawanan seseorang. Semakin kaya pengalaman dan pengetahuan seseorang, semakin beragam pantun disampaikannya. ”Di Kepri, hampir tak ada pembicaraan tanpa pantun. Obrolan di warung kopi pun diselingi pantun yang diucapkan spontan,” ujar Wakil Ketua DPRD Tanjung Pinang itu.

Pantun juga dipakai untuk menyampaikan nasihat. Karena itu, saat berbalas pantun, sama sekali tak ada niat mendominasi seseorang. Justru pantun dipakai untuk menghindari agar jangan sampai terucap kata tak pantas dan emosi meletup. ”Butuh kepala dingin dan pikiran tenang untuk menyusun pantun yang baik,” kata Husnizar.

Memang dalam makyong tak semua pantun harus disusun spontan saat di panggung. Menurut Norma, dulu pantun-pantun itu tercatat dalam naskah. Setiap pemain harus menghafalnya. Sebab, tidak setiap orang punya salinan naskah yang dahulu ditulis dengan huruf Arab gundul. Sayangnya, di kelompok makyong Pulau Panjang dan Mantang Arang, pemilik naskah sudah meninggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
Berburu Sunset di Rawa Pening Sembari Susur Sungai Naik Jip

Berburu Sunset di Rawa Pening Sembari Susur Sungai Naik Jip

Jalan Jalan
Promo Tiket Pesawat Vietjet Mulai Rp 0, Bisa Rayakan Festival Mooncake di Vietnam

Promo Tiket Pesawat Vietjet Mulai Rp 0, Bisa Rayakan Festival Mooncake di Vietnam

Travel Update
Patung Merlion di Singapura Akan Ditutup sampai Desember 2023

Patung Merlion di Singapura Akan Ditutup sampai Desember 2023

Travel Update
Jadwal MotoGP Mandalika 2023, Kurang dari Sebulan Lagi

Jadwal MotoGP Mandalika 2023, Kurang dari Sebulan Lagi

Travel Update
Rute ke Pantai Senggigi, Susuri Pesisir Barat Pulau Lombok

Rute ke Pantai Senggigi, Susuri Pesisir Barat Pulau Lombok

Travel Tips
Bikin Paspor Elektronik Kini Bisa di 102 Kantor Imigrasi Seluruh Indonesia

Bikin Paspor Elektronik Kini Bisa di 102 Kantor Imigrasi Seluruh Indonesia

Travel Update
Gunung Bromo Buka Lagi, Wisatawan Dilarang Injak Padang Sabana

Gunung Bromo Buka Lagi, Wisatawan Dilarang Injak Padang Sabana

Travel Update
Alasan Tak Ada Pasar Malam Sekaten Yogya, Dulu Strategi Penjajah Pecah Fokus Masyarakat

Alasan Tak Ada Pasar Malam Sekaten Yogya, Dulu Strategi Penjajah Pecah Fokus Masyarakat

Travel Update
Vredeburg Fair ke-9, Ada Agenda Sepedaan ke Museum hingga Konser Soegi Bornean

Vredeburg Fair ke-9, Ada Agenda Sepedaan ke Museum hingga Konser Soegi Bornean

Travel Update
Sepekan Setelah Diguncang Gempa, Maroko Mulai Didatangi Turis

Sepekan Setelah Diguncang Gempa, Maroko Mulai Didatangi Turis

Travel Update
5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

Travel Tips
Pemulihan Pariwisata Global Sudah Capai 84 Persen

Pemulihan Pariwisata Global Sudah Capai 84 Persen

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke Flona 2023 di Lapangan Banteng, Datang Sore Hari

5 Tips Berkunjung ke Flona 2023 di Lapangan Banteng, Datang Sore Hari

Travel Tips
7 Spot Foto di Pameran Flona 2023, Hasilnya Instagramable

7 Spot Foto di Pameran Flona 2023, Hasilnya Instagramable

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com