Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menparekraf Dorong Desainer Populerkan Kain Tradisional

Kompas.com - 28/03/2014, 08:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mendorong desainer memopulerkan kain-kain tradisional khas Indonesia seperti songket dan sarung.

"Batik sudah demikian memasyarakat, kita harapkan kain tradisional lain seperti songket dan sarung akan menyusul," kata Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Mari mengatakan, desainer adalah insan kreatif yang potensial menggairahkan minat masyarakat untuk menyukai kain tradisional tertentu yang pamornya sudah mulai terlupakan.

Sebab, desainer mampu mengkreasikan produk-produk tradisional dalam kemasan yang baru, kreatif, dan mengikuti perkembangan zaman. "Mereka berani berkreasi tanpa batas, misalnya yang dilakukan desainer Ghea Panggaben dengan tableware songket, itu luar biasa," kata Mari.

Desainer pulalah yang mampu membangun kolaborasi antara penenun songket dengan pembuat porselen yang potensial meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Saya ucapkan selamat kepada orang-orang kreatif. Ini bukti nyata Indonesia kaya akan budaya dan penuh dengan kreativitas," katanya.

KOMPAS/NINA SUSILO Batik pesisir Madura berciri khas pada motif, cara pewarnaan, dan pilihan warnanya. Motif sesek (sisik), pikopi (kembang kopi), dan beras tompa (beras tumpah) bisa dilihat di Pameran Batik Pamekasan di Museum Mandiri, Jakarta, Sabtu (3-4/11/2012) dari pukul 10.00 hingga 15.00. Selain pameran, pengunjung bisa belajar membantik dan membeli kain tradisional nusantara ini.
Pada kesempatan yang sama, desainer Ghea Panggabean mengatakan dirinya sangat mengagumi kemampuan para penenun dalam menyimpan pola-pola rumit dan melalui daya ingat mereka lalu dibuat dengan peralatan tenun tangan tradisional.

"Sederhana, sementara cara kerja seperti ini diturunkan dari generasi ke generasi sebagai warisan budaya tak benda," kata Ghea.

Hal itulah yang menjadikan songket Palembang termasuk kain termahal di dunia yang juga sakral karena berimbuh aneka filosofi tradisional berkaitan dengan siklus kehidupan mulai lahir sampai mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com