Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2014, 09:11 WIB
EditorI Made Asdhiana
BANDA ACEH, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merintis festival kuliner dengan menggelar Festival Kuah Beulangong 2014 di halaman Museum Aceh, Banda Aceh, Kamis (27/3/2014). Upaya itu untuk mengenalkan kekayaan kuliner dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke ”Bumi Serambi Mekkah”.

Festival Kuah Beulangong 2014 melibatkan 15 kelompok yang berasal dari sejumlah kecamatan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Setiap kelompok berisikan 10 orang. Semua kelompok menghabiskan total 150 kilogram daging sapi untuk membuat kuah beulangong.

Kuah beulangong adalah masakan khas Aceh. Masakan itu terbuat dari sejumlah rempah, air, daging sapi atau lembu, dan potongan nangka muda atau pisang yang dimasak dalam beulangong atau belanga atau kuali besar.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Reza Pahlevi mengatakan, Festival Kuah Beulangong 2014 merupakan yang pertama kali diselenggarakan di Aceh. Tujuan penyelenggaraan adalah memperkenalkan salah satu khazanah kuliner di Aceh. Reza melanjutkan, kemungkinan festival itu akan menjadi cikal bakal penyelenggaraan festival kuliner Aceh pada masa mendatang. ”Aceh memiliki kuliner yang beragam, misalnya timphan, gulai itik, gulai plieku, kari kambing, sate matang, dan mi aceh. Kekayaan ini merupakan modal untuk promosi wisata,” ujar dia.

Pemprov Aceh pun sedang fokus mengembangkan sektor pariwisata. Berdasarkan data Disbudpar Aceh, sekitar 30.000 tamu mancanegara dan 1,1 juta tamu domestik berkunjung ke Aceh sepanjang 2013. Tahun ini, target jumlah kunjungan tamu mancanegara dan domestik bisa meningkat 15 persen. Berdasarkan pantauan Kompas, setiap kelompok memiliki resep dan cara masing-masing membuat kuah beulangong. Mayoritas yang memasak kuah beulangong adalah laki-laki. Lama memasaknya sekitar 1,5 jam.

Ketua kelompok 1 Kecamatan Kutaalam, Banda Aceh, Ibrahim Hamzah (63), mengatakan, setiap daerah di Aceh memiliki ciri khas masing-masing dalam memasak kuah beulangong. Di pedalaman, banyak yang menggunakan tambahan potongan nangka muda. Di wilayah pesisir, banyak yang menggunakan tambahan potongan buah pisang atau batang pisang. ”Kesemuanya memiliki kesamaan, yakni dimasak di dalam beulangong,” ucapnya.

Anggota tim juri Festival Kuah Beulangong sekaligus Wakil Ketua Majelis Adat Aceh, Aceh Besar, Ayub Yusuf, menuturkan, kuah beulangong biasanya dihidangkan dalam kenduri pesta pernikahan dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

”Kami berharap dengan adanya acara semacam ini bisa melestarikan adat dan budaya, khususnya kuliner Aceh agar tidak punah atau dilupakan masyarakat Aceh,” kata Ayub.

Sementara itu, kamar penginapan di sejumlah kawasan wisata di Banten sudah habis dipesan untuk libur panjang akhir pekan nanti. Libur hari raya Nyepi pada Senin mendatang itu menyebabkan lonjakan okupansi dibandingkan dengan hari biasa yang maksimal 30 persen.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Serang Hardomo, di Serang, Kamis, mengatakan, Anyer adalah kawasan wisata ternama di Kabupaten Serang.

Di Nusa Tenggara Timur, infrastruktur sangat tidak mendukung pariwisata. Kepala Bidang Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata NTT Bona Rumat mengatakan, infrastruktur pariwisata dapat dibangun secara bertahap sesuai kebutuhan. (DRI/BAY/KOR)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kursi KA Ekonomi Dimodifikasi, Tak Lagi Tegak 90 Derajat

Kursi KA Ekonomi Dimodifikasi, Tak Lagi Tegak 90 Derajat

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Perpustakaan Nasional, Bawa Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Perpustakaan Nasional, Bawa Uang Tunai

Travel Tips
Rute Transportasi ke Perpustakaan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL

Rute Transportasi ke Perpustakaan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL

Travel Tips
Pendakian Arjuno-Welirang Tutup Sementara per 27 Mei 2023, Imbas Kebakaran Hutan

Pendakian Arjuno-Welirang Tutup Sementara per 27 Mei 2023, Imbas Kebakaran Hutan

Travel Update
6 Tradisi Perayaan Waisak di India, Tanah Kelahiran Sang Buddha 

6 Tradisi Perayaan Waisak di India, Tanah Kelahiran Sang Buddha 

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Keris Kuno Era Majapahit di Yogyakarta

Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Keris Kuno Era Majapahit di Yogyakarta

Travel Tips
Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Jalan Jalan
5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

Travel Tips
Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Travel Update
Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Travel Tips
7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

Hotel Story
Pengalaman Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023, Buku Impor Tak Banyak

Pengalaman Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023, Buku Impor Tak Banyak

Jalan Jalan
Rute ke Monumen Gempa Yogya di Bantul, Searah ke Pantai Parangtritis

Rute ke Monumen Gempa Yogya di Bantul, Searah ke Pantai Parangtritis

Travel Tips
Monumen Gempa di Bantul, Pusat Gempa Yogya 17 Tahun Lalu

Monumen Gempa di Bantul, Pusat Gempa Yogya 17 Tahun Lalu

Jalan Jalan
Jadwal Terbaru KA Bandara Soekarno-Hatta per 1 Juni 2023

Jadwal Terbaru KA Bandara Soekarno-Hatta per 1 Juni 2023

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+