Sensasi rasa surabi yang lembut dicampur telur dan oncom yang gurih, plus rasa pedas campuran mayones-cabai, membuat lidah kita bergoyang. Mifta, mahasiswa perguruan swasta di Jakarta, mengakuinya.
”Sejak pertama merasakan surabi di sini, saya ketagihan. Surabinya empuk, gurih, dan murah,” ucap Mifta yang hampir setiap akhir pekan makan di warung ini.
Gito, Manajer Surabi Habibi, mengatakan, pihaknya terus berupaya menjaga kualitas makanan. ”Dulu kami memakai arang, tetapi karena tempat ini kecil, debu arang terbang ke dalam dan mengganggu konsumen. Kami lalu memakai gas, tetapi rasanya tidak beda jauh.”
Pelajar dan mahasiswa menjadi sasaran utama Surabi Habibi. Itu sebabnya, pihak manajemen menjual surabi dengan harga relatif terjangkau, Rp 7.000-Rp 15.000 untuk topping cokelat-keju-durian.
”Setiap akhir pekan kami menambah adonan surabi sampai sekitar dua kali lipat dari hari biasa. Ini karena pembeli terus datang,” kata Gito tentang warung yang berdiri tahun 2013 ini.
Baik surabi HNH maupun Habibi berusaha menyajikan penganan sehat untuk konsumen. Misalnya untuk bahan topping, baik Rio maupun Gito mengaku memilih bahan asli, bukan pewarna atau perasa buatan. Misalnya untuk surabi rasa durian, yang mereka gunakan adalah buah durian, bukan perasa durian. (Soelastri Soekirno)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.