Ternyata, usaha Pepeng berkembang sejak dimulai pada Juli 2013. Dalam sehari, mulai pukul 16.00 hingga 22.00, ia bisa menjual hingga 80 cangkir dengan harga per cangkir dipatok sama, Rp 10.000.
”Awalnya laku 40 cangkir, sekarang sudah dua kali lipat. Saya sudah bisa beli glinder dua buah dan preso satu buah,” ujar Pepeng, yang melayani sendiri tamu-tamunya sehingga tampak sangat sibuk.
Pepeng lewat Klinik Kopinya memang bertekad membangun kultur minum kopi yang benar. ”Kultur ngopi di Jogja itu dulu, kan, sebenarnya mengerikan, minum kopi campur. Lama-lama orang tahu, kok, dan pasti akan balik lagi ke sini karena tidak doyan lagi dengan kopi kemasan,” ujar Pepeng yang membuka kelas roasting biji kopi saban Minggu, jika ia tidak travelling.
Pepeng menyediakan kopi mulai dari Aceh, Toraja, Kintamani, Mandailing, Flores, Lampung, dan daerah-daerah lain. Ia membeli biji kopi mentah yang baru dipetik, lalu ia masak sendiri. ”Saya juga membolehkan pengunjung untuk membuat kopi sendiri di atas jam sepuluh malam,” katanya.
Untuk kebutuhan edukasi kopi ini, Pepeng bersama temannya berencana menjajakan kopi dengan berkeliling kampus. ”Saya lihat dalam setahun ini kultur ngopi perlahan-lahan berubah. Banyak yang lidahnya rewel kalau ke warung sebelah,” kata Pepeng. Yang dimaksud dengan warung sebelah adalah warung yang menyeduh kopi dalam kemasan three in one.
Selain Klinik Kopi, kafe NewYorkarto juga menyajikan kopi sebagai menu utama. Lalu, ada Blackbone dan Top Gear. Kafe District juga sudah membuka kedai yang khusus menjual kopi. Ivan, pemilik Goeboex Coffee, berencana membuka kedai khusus kopi di samping kafenya. Begitu pula Ferry, pemilik Legend. ”Saya ingin mewujudkan idealisme warung kopi ini, selain Legend yang lebih menyasar anak nongkrong,” kata Ferry.
NewYorkarto yang berlokasi di Jalan Nologaten menawarkan kopi durian sebagai menu andalan. Selain itu, kopi lainnya juga disuguhkan dengan serius, mulai kopi dari Aceh hingga Toraja. ”Untuk kopi durian, ini kopinya dari Jambi. Ini yang membedakan kafe saya dengan yang lain,” kata Denni Kurniawan, pemilik NewYorkarto, yang berasal dari Jambi ini.
Baru empat bulan dibuka, NewYorkarto telah mendapatkan pengunjung tetap dari kalangan pelajar dan mahasiswa. ”Dulu saya coba kopi durian ke teman-teman dan reaksinya positif. Dari sepuluh pencinta kopi, hanya satu yang gak suka kopi duren,” kata Denni, yang di bulan keempat mampu menjual maksimal 50 cangkir sehari.
Nah, jika sudah demikian, para pencinta kopi kini tak perlu bingung lagi mencari kedai kopi saat melancong ke Yogya. (Susi Ivvaty)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.