Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2014, 10:13 WIB
|
EditorI Made Asdhiana
BANDA ACEH, KOMPAS.com - Kendati tinggal dan menetap bahkan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Banda Aceh dan sekitarnya, dapat dipastikan warga Banda Aceh tidak banyak yang pernah menginjakkan kaki ke Museum Aceh ini. Kalah tenar dengan Museum Tsunami yang dibangun untuk mengenang tragedi tsunami 26 Desember 2004. Masyarakat hanya kerap melintasi bangunan gedung yang persis bersebelahan dengan Pendopo Gubernur Aceh.

Terletak di jantung Kota Banda Aceh, museum yang memiliki ciri khas rumah adat Aceh di depannya itu diapit beberapa bangunan yang berisi koleksi-koleksi penting. Rumah Aceh sendiri dibuat pada 1914 untuk Gelanggang Pameran di Semarang, yang kemudian dibawa pulang ke Banda Aceh dan dijadikan museum.

Pengamatan Kompas.com, rumah tradisional Aceh berbentuk panggung itu memiliki beberapa pintu berukuran sempit dengan barisan jendela cantik di depan dan belakang maupun kiri kanan rumah. Bentuknya yang kokoh kian mempertegas adat-istiadat daerah berjuluk Serambi Mekkah itu, bahwa kebudayaan harus dijunjung tinggi dan dipelihara.

Setiap hari, banyak pengunjung hilir-mudik menikmati wisata sejarah tersebut. Hal itu diakui beberapa petugas yang tampak berjaga-jaga di beberapa sudut museum. Kendati hanya hari Minggu saja rumah adat Aceh itu dibuka untuk umum, hari-hari lainnya pengunjung bisa melihat-lihat koleksi sejarah yang terdapat di bawah rumah adat maupun di bangunan yang terletak di kiri kanan rumah.

“Beberapa koleksi museum yang banyak dikunjungi yakni Lonceng Besar yang diberi nama "Cakra Donya", jingki untuk menumbuk tepung, penyimpan padi serta beberapa kayu andalan asal Aceh yang bisa dimanfaatkan untuk membuat perahu,” ungkap seorang petugas.

Rika, seorang mahasiswi Unsyiah dan bersama tiga rekannya, yang sengaja datang ke Rumah Aceh, mengatakan sudah tiga tahun ia menempuh pendidikan di Banda Aceh, baru kali ini menyempatkan diri berkunjung ke museum tersebut. “Pascatsunami, lokasi kunjungan wisata identik dengan berbau tsunami sehingga museum seperti ini nyaris terlupakan, kecuali mendapat tugas di sekolah atau kampus,” sebut Rika malu-malu.

SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR Pengunjung melintas depan Gedung Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Kamis (21/2/2013). Selain berisi informasi tentang gempa dan tsunami, museum berlantai empat dengan arsitektur modern yang dibangun tahun 2007 tersebut juga diperuntukkan sebagai tempat evakuasi bencana alam.
Begitupun, dia tidak menyangkal keindahan dan nilai sejarah tersimpan rapi dan memiliki daya pikat tinggi bagi pengunjung. Senada diakui Andi, seorang mahasiswa semester akhir yang tengah merampungkan skripsinya. Dalam seminggu Andi bisa dua kali berkunjung ke Museum Aceh untuk menggali informasi dari banyak koleksi yang terdapat di dalamnya.

“Semakin kita tahu semakin bertambah kagum pula kita pada rakyat Aceh tempo dulu yang memiliki nilai seni dan kepekaan terhadap lingkungan mereka,” sebut Andi.

Untuk itu, Andi berharap agar masyarakat Aceh khususnya dan pengunjung luar Aceh umumnya jangan melewatkan wisata sejarah ke museum ini saat bertandang ke Kota Banda Aceh. Pengunjung dijamin akan banyak memperoleh informasi berharga yang bisa dijadikan referensi bahwa Aceh merupakan daerah yang memiliki kebudayaan serta adat-istiadat tinggi, di samping mengedepankan pelaksanaan Syariat Islam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Air di Venesia Mendadak Berubah Warna Jadi Hijau Neon

Air di Venesia Mendadak Berubah Warna Jadi Hijau Neon

Travel Update
Garuda Indonesia Akan Luncurkan Pesawat Pikachu dari Pokemon

Garuda Indonesia Akan Luncurkan Pesawat Pikachu dari Pokemon

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke Krakatau Park Lampung, Bisa Dapat Diskon Tiket 

5 Tips Berkunjung ke Krakatau Park Lampung, Bisa Dapat Diskon Tiket 

Jalan Jalan
Melihat Koleksi Museum Multatuli, Ada Buku Asli 'Max Havelaar'

Melihat Koleksi Museum Multatuli, Ada Buku Asli "Max Havelaar"

Jalan Jalan
Kursi Kereta Ekonomi Tak Lagi Tegak, Kapan Bisa Dicoba Penumpang?

Kursi Kereta Ekonomi Tak Lagi Tegak, Kapan Bisa Dicoba Penumpang?

Travel Update
Tak Cuma Baca Buku, Ini 5 Aktivitas Seru di Perpustakaan Nasional

Tak Cuma Baca Buku, Ini 5 Aktivitas Seru di Perpustakaan Nasional

Jalan Jalan
Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, Suhu Capai 5 Derajat Celsius

Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, Suhu Capai 5 Derajat Celsius

Travel Update
Video Viral Singa di Faunaland Ancol Tampak Sakit, Ini Penjelasan Pengelola

Video Viral Singa di Faunaland Ancol Tampak Sakit, Ini Penjelasan Pengelola

Travel Update
DAMRI Operasikan 178 Armada untuk Layani 157.000 Calon Jemaah Haji

DAMRI Operasikan 178 Armada untuk Layani 157.000 Calon Jemaah Haji

Travel Update
Apakah Paspor Biasa Bisa Digunakan untuk Umrah dan Haji?

Apakah Paspor Biasa Bisa Digunakan untuk Umrah dan Haji?

Travel Tips
5 Aktivitas di Krakatau Park Lampung, Bisa Main dan Belajar

5 Aktivitas di Krakatau Park Lampung, Bisa Main dan Belajar

Jalan Jalan
Pameran Seni Karakter Hantu Akan Digelar mulai 15 Juni di Jakarta

Pameran Seni Karakter Hantu Akan Digelar mulai 15 Juni di Jakarta

Travel Update
Indonesia Akan Usulkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus ke UNESCO

Indonesia Akan Usulkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus ke UNESCO

Travel Update
Pengalaman Naik ke Lantai 24 Perpusnas, Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Pengalaman Naik ke Lantai 24 Perpusnas, Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Hotel Story
Asiana Airline Tak Lagi Jual Kursi Dekat Pintu Darurat supaya Tidak Dibuka Sembarangan

Asiana Airline Tak Lagi Jual Kursi Dekat Pintu Darurat supaya Tidak Dibuka Sembarangan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+