Oleh sebab itu, Ubud senantiasa mendapat kunjungan tamu-tamu penting dari berbagai negara di belahan dunia. Di antaranya Sachiko Fujita, ratu kecantikan Jepang dalam liburannya di Bali sengaja menyempatkan diri menikmati pesona alam Ubud di tahun 2006.
Bersama belasan wartawan media cetak dan elektronik dari Negeri Sakura, wanita yang berpostur tubuh langsing dengan tinggi 180 sentimeter itu sempat mengunjungi Puri Saren Ubud. Keluarga besar Puri Saren Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyambut secara khusus kedatangan tamu penting dari negeri Jepang.
Sachiko dalam kunjungan sehari ke Ubud tampak terbengong-bengong menyaksikan pesona alam di sekitar hotel The Royal Pitamaha yang berada di tepian jurang Sungai Ayung. Sungai ini airnya mengalir jernih dan lingkungan yang masih lestari. Sachiko mengaku, kunjungannya yang baru pertama kali ke Bali sangat terkesan, sehingga sangat tertarik untuk kunjungan di masa-masa mendatang.
"Getaran jiwa mampu membangkitkan untuk mencintai Bali sebagai tempat berlibur yang aman dan nyaman," kata Sachiko.
Kehadirannya bersama belasan wartawan untuk melihat dari dekat kondisi pariwisata Bali, khususnya perkampungan seniman Ubud pasca tragedi bom 12 Oktober 2002 dan 1 Oktober 2005. Kunjungan mereka ke Bali diharapkan mampu memberi keyakinan kepada masyarakat internasional, bahwa Bali, khususnya Ubud damai dan nyaman sebagai tempat tujuan wisata.
Selain itu Zuleyka Rivera Mendoza, Miss Universe 2006 asal Poerto Rico juga sempat berkunjung ke Bali. Kedua dara ayu ini bersaing dalam kontes Miss Universe 2006 di Los Angeles, Amerika Serikat.
Berbasis pariwisata
Kawasan Ubud menurutnya tergolong sebagai desa yang sangat modern, namun masyarakatnya tetap mempertahankan nilai-nilai adat dan tradisi. Bahkan Ubud bisa dijadikan cermin untuk melihat hubungan antara modernisasi dan tradisi di Bali.
Dari berbagai hasil penelitian yang dilakukan berbagai pihak selama ini menunjukkan modernitas Ubud merupakan dampak dari perbaikan ekonomi dan pengaruh kebudayaan global.
Sebagian besar masyarakat Ubud sudah "alih fungsi" dari ekonomi pertanian ke ekonomi moneter, berbasis pariwisata, serta menekuni sektor kerajinan dan sektor tersier yang terkait dengan pariwisata.
"Masyarakat yang telah menyekolahkan putra-putrinya untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin, setiap hari bergaul dengan warga kulit putih yang berasal dari berbagai negara di belahan dunia," ujar Agung Rai. (I Ketut Sutika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.